REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kepolisian Amerika Serikat pastikan mereka akan melindungi Muslim. Dilansir dari Star Tribune, pascatragedi di Brussels, Belgia, pada Kamis (23/3) lalu pihak kepolisian, mulai dari polisi federal, negara bagian, hingga petugas penegak hukum daerah Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat bertemu dengan komunitas Muslim lokal.
Dalam pertemuan tersebut, para petugas kepolisian menyatakan bahwa polisi dan pemerintah juga akan ada untuk Muslim. Pihak kewenangan Amerika Serikat tersebut turut pula mengingatkan pada masyarakat agar tak segan melaporkan berbagai insiden Islamofobia.
Pertemuan itu diadakan setelah beberapa anggota komunitas Muslim melaporkan pascatragedi teror, mereka merasa takut. Kali ini rasa takut itu muncul setelah ledakan bom di titik-titik publik Kota Brussels, yang disinyalir adalah perbuatan kelompok ekstremis ISIS.
"Situasi di Amerika saat ini benar-benar menakutkan bagi saya," ujar salah seorang Muslim dalam pertemuan tersebut, Aman Obsiye.
Untuk menghilangkan rasa takut, seorang jaksa Amerika Serikat, Andy Luger, menjelaskan pada Muslim bahwa telah menjadi tugas dan tanggung jawab para penegak hukum untuk melindungi masyarakat. Komunitas Muslim pun termasuk orang-orang yang akan mendapat perlindungan seluruh pihak berwenang di negara tersebut.
Sementara lembaga intelijen FBI mengirimkan pula representatif mereka untuk bertemu dengan masyarakat Muslim. Agen khusus FBI, Rick Thornton meyakinkan masyarakat bahwa kewenangan Minnesota akan tegas menindak siapapun yang melakukan kejahatan, seperti hate crime pada para Muslim.