REPUBLIKA.CO.ID, Warga Jakarta tak lama lagi akan mendapat pemimpin baru. Pemilihan gubernur di ibu kota akan dijalankan pada 2017 mendatang. Lantas, bagaimana karakteristik seorang pemimpin yang dapat menginspirasi warga Jakarta? Kisah Umar bin Abudul Aziz boleh jadi merupakan teladan sebagai referensi warga untuk memilih seorang pemimpin.
Dikutip dari Harian Republika dalam artikel berjudul Ciri Pembela Rakyat yang ditulis Riswanto Syamsudin, dalam buku Karakteristik Perihidup Khalifah Rasulullah SAW karya Khalid Muhammad Khalid dikisahkan perjalanan hidup Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Sebelum diangkat menjadi khalifah Bani Umayah, Umar dan keluarga termasuk orang yang kaya raya. Beliau dan istrinya adalah keluarga Bani Umayah.
Setelah menjadi khalifah, Umar dan keluarganya kemudian meninggalkan kemewahan hidup. Semua kekayaan yang dimilikinya diserahkan ke baitul mal (kas negara). Selanjutnya beliau dan keluarganya hidup hanya mengandalkan gaji dari negara yang beliau tetapkan sendiri besarannya, 200 dinar dalam setahun. Angka itu teramat kecil untuk ukuran seorang khalifah. Makanan sehari-hari yang beliau santap bersama keluarganya pun berubah menjadi roti kering dicampur minyak dan diolesi sedikit bumbu.
Mengapa Khalifah Umar bin Abdul Aziz melakukan hal demikian? Beliau merasa bahwa menjadi khalifah tanggung jawabnya amat berat di hadapan Allah SWT. Yang beliau bayangkan adalah siksa neraka yang amat dahsyat jika ada rakyat yang menderita karena kepemimpinannya.
Firman Allah SWT dalam surat Al Anfal ayat 27 benar-benar telah dihayatinya. Ayat tersebut berbunyi, ''Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah SWT dan Rasulullah SAW dan juga janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.''
Khalifah yang satu ini pun selalu bekerja keras menjalankan tugas-tugas kekhalifahannya tanpa kenal lelah. Itulah sebabnya penampilan beliau berubah, badannya menjadi kurus, rambutnya memutih, dan raut wajahnya memucat. Istrinya pun berubah penampilannya, wajahnya memucat, kuyu, dan kurus. Umar bin Abdul Aziz selalu meluangkan seluruh waktunya untuk negara.
Sayang, kepemimpinan beliau sangatlah singkat, yakni hanya selama dua tahun lima bulan. Namun hingga kini kepemimpinan Khalifah Umar bin Abdul Aziz selalu menjadi kenangan yang sangat mengesankan. Beliau berhasil meninggikan harkat kemanusiaan, menyejahterakan rakyat, dan menegakkan keadilan serta kebenaran.
Seyogyanya para pemimpin bangsa saat ini bisa meniru kepemimpinan Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Apalagi seorang yang kelak memimpin ibu kota. Mereka senantiasa membuat kebijakan yang menyejahterakan rakyat, bukan malah membuat rakyat semakin menderita. Mereka hendaklah menerima gaji sekadarnya, bukan menuntut gaji secara berlebihan untuk memperkaya diri.
Para pemimpin hendaknya juga meluangkan waktu sepenuhnya untuk kepentingan rakyat, tidak rangkap jabatan, atau sibuk dengan kegiatan yang hanya membuat mereka tidak dapat menjalankan amanat dengan baik. Akan lebih bijak lagi kalau mereka yang kaya-raya bersedia menyerahkan atau menyumbangkan kekayaannya untuk negara. Akankah gubernur DKI yang akan datang setidaknya meneladani Umar bin Abdul Aziz? Wallahualam.