Senin 21 Mar 2016 13:25 WIB

Muslim Polandia Keluhkan Pemberitaan Negatif tentang Islam

Rep: MGROL57/ Red: Agung Sasongko
Muslim Tatar Polandia
Foto: rferl.org
Muslim Tatar Polandia

REPUBLIKA.CO.ID, WARSAWA -- Komunitas Muslim Polandia (Lipkar Tatar) cemas dengan adanya isu Islamofobia. Pasalnya, pemberitaan negatif Barat telah membentuk opini di kalangan masyarakat Polandia.

Komunitas Lipka Tatar memang minoritas di negara tersebut, kebanyakan tinggal di daerah dekat perbatasan Polandia dengan Belarusia. Di antaranya, masyarakat Muslim Desa Kruszyniany. Penganut Islam di desa kecil tersebut tak luput dari ancaman Islamofobia.

Dzenneta Bogdanowicz, adalah satu dari masyarakat Lipka Tatar yang menjadi korban Islamofobia. Bogdanowicz yang tinggal di Kruszyniany tersebut menemukan komentar-komentar bernada xenofobia dalam akun surat elektroniknya setelah muncul serangan di Paris, November tahun lalu, serta krisis imigran dari Timur Tengah yang menyeberang ke Eropa.

"Biasanya situasi normal dan saya merasa aman," ujar Bogdanowicz. Setelah datang komentar dalam akun surelnya, hal itu mengusik ketenteraman Bogdanowicz. Beberapa di antaranya adalah komentar yang menyatakan "Polandia untuk orang Polandia", mengasingkan Muslim Lipka Tatar sebagai bagian dari Polandia.

Semakin meningkatnya sentimen anti-Muslim di Polandia, masyarakat Lipka Tatar sering menjadi target dari serangan Islamofobia. Mereka terombang-ambing di tengah tekanan terhadap agama dan status kewarganegaraan. Sementara, para penganut Kristen sayap kanan mulai menyerang Islam secara keseluruhan.

Akan tetapi, seiring krisis imigran semakin berkembang, kekerasan anti-Tatar pun terjadi di Polandia. Mulai 2013 lalu, sebuah masjid yang dibangun masyarakat Lipka Tatar menjadi sasaran peledakan bom. Pada tahun yang sama, masjid dari abad ke-18 di Desa Kruszyniany diserang dengan vandalisme anti-Muslim. Bahkan, kompleks pemakaman Muslim Tatar menjadi sasaran coret-coretan yang mengotori situs tersebut.

"Saya Muslim, saya orang Tatar, dan saya warga Polandia," tegas Bogdanowicz yang memiliki restoran tradisional Tatar di Kruszyniany. "Hal itu tidak dapat dipisahkan."

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement