Rabu 09 Mar 2016 08:57 WIB

Gerhana dan Bencana Ala Stephen Hawking dan Islam

proses gerhana matahari
Foto:
Warga mengamati fase gerhana matahari di kawasan Patung Dirgantara, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (9/3).

Gagasan revolusioner bahwa kita hanyalah penghuni biasa alam semesta, bukan makhluk istimewa yang mendapat kehormatan bertempat di pusatnya, pertama kali diajukan oleh Aristrakhos (kira-kira 310-230 SM), salah seorang ilmuwan Ionia terakhir. Hanya satu perhitungan Aristarkhos yang selamat, yakni analisis geometris rumit yang dilakukannya terhadap ukuran bayangan bumi di bulan ketika terjadi gerhana bulan.

Disimpulkan berdasarkan data bahwa matahari pasti jauh lebih besar daripada bumi. Barangkali terilhami gagasan bahwa benda kecil seharusnya mengelilingi benda besar dan tidak sebaliknya. Aristarkhos menjad orang pertama yang berpendapat bumi bukanlah tata surya, melainkan mengelilingi matahari yang lebih besar dari planet-planet lainnya.

Dari kesadaran bahwa bumi hanyalah satu planet, hanya perlu langkah kecil untuk menyadari juga bahwa matahari kita juga tak istimewa. Aristarkhos menduga demikianlah adanya dan percaya bintang-bintang yang kita lihat pada langit malam sebenarnya matahari lain yang berjarak jauh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement