Selasa 08 Mar 2016 08:10 WIB

Semakin Banyak Berkomunikasi, Anda akan Semakin Toleran

Rep: C25/ Red: Achmad Syalaby
Kerukunan Beragama (Ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Kerukunan Beragama (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Komunikasi yang beragam dinilai membuat orang lebih toleran. Sebaliknya, minim ragam toleransi dianggap sebagai hambatan toleransi.

Asisten Professor Studi Global di Boston University, Amerika Serikat, Jeremy Menchik, menilai tidak banyak perubahan akan aspek-aspek toleransi di Indonesia, yang dapat terlihat selama 10 tahun terakhir. Ia berpendapat, keragaman komunikasi yang dimiliki seseorang menjadi faktor penting nilai-nilai toleransi untuk tumbuh dan berkembang.

"Semakin banyak komunikasi yang dilakukan, semakin toleransi seseorang," ujar Jeremy.

Senada dengan Jeremy, Direktur Eksekutif Maarif Institute, Fajar Riza Ul Haq, mengimbau para pengguna media sosial, agar dapat memiliki dan mencari komunikasi yang lebih beragam di media sosial. Menurut Fajar, keragaman komunikasi membuat toleransi semakin mudah untuk dikembangkan, serta berlaku sebaliknya. 

"Semakin heterogen komunikasi semakin toleran seseorang, semakin homogen komunikasi semakin sempit pandangan sosial seseorang," kata Fajar.

Selain itu, keduanya sepakat mengatakan kuantitas dan kualitas pendidikan seseorang sebagai aspek penting lain, yang menentukan tingkat toleransi seseorang dalam kehidupan sosial. Jeremy melihat, semakin banyak seseorang mendapat pendidikan semakin tinggi nilai-nilai toleransi, yang dimiliki dan diterapkan dalam keseharian. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement