REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan telah meresmikan perhalatan Islamic Book Fair (IBF) 2016 di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (27/2). Dalam sambutannya, Anies  mengapresiasi penyelenggaraan IBF yang telah digelar sebanyak 15 kali.

Menurut dia, penyelenggaraan IBF memiliki kontribusi penting untuk masyarakat. "Saya ikut bangga IBF sudah masuk usia yang ke-15 dalam mencerahkan dan mencerdaskan kehidupan bangsa," ujarnya.

Ia menilai, buku, sebagaimana umumnya  diketahui, merupakan sumber pengetahuan yang menjadi sebuah kekuatan. Hal tersebut, kata Anies, persis seperti apa yang disampaikan oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib, keponakan sekaligus menantu Rasulullah SAW. "Ungkapan bahwa pengetahuan adalah kekuatan, setelah ditelusuri oleh para sejarahwan, ternyata diungkapkan pertama kali oleh Syaidina Ali," jelasnya.

Karena itu, ia berharap penyelenggaraan IBF dapat merangsang geliat para pemikir-pemikir Muslim. "Saya harapkan IBF juga datang untuk menjadi wadah intelektual umat Islam," ucap Anies.

Selain hal tersebut, umat Islam, lanjutnya, juga mendapat amanat cukup besar. Selain kerap disebut umat terbaik, Islam juga harus mampu merangkul khazanah pengetahuan yang terus tumbuh dan berkembang dalam laju peradaban. "Bagaimana kita mengombinasikan definisi Islam sebagai umat terbaik dan perbukuan sebagai pengetahuan. Saya berharap IBF dapat mengejawantahkan kedua hal ini," tutur Anies.

Pada acara peresmian IBF 2016, turut hadir sejumlah tokoh, di antaranya Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar dan Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) DKI Jakarta Afrizal Sinaro. Selain peresmian, digelar pula acara penghargaan Ikapi untuk buku-buku Islam terbaik dan tokoh perbukuan Islam. 

Ikuti Whatsapp Channel Republika