REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) menilai bahwa berbagai bencana bisa ditimbulkan hanya karena membiarkan sampah tanpa bisa memanfaatkannya. Sebab itu, LPBINU berupaya memberikan kesadaran kepada masyarakat dengan meluncurkan gerakan nasional ‘Ubah Sampah Jadi Berkah’.

“Istilah Bank Sampah kami pilih untuk memahamkan kepada masyarakat bahwa sampah juga mempunyai nilai dan menyimpan pendapatan,” ujar Ketua Pengurus Pusat LPBINU M Ali Yusuf di halaman Gedung PBNU Jakarta, Selasa (23/2).

Ali mengatakan bahwa kegiatan ini akan didukung oleh berbagai program produktif seperti Bank Sampah, Shodaqoh Sampah, Daur Ulang, Komposting, Biopori, dan Urban Farming. Ali Yusuf menjelaskan, sampah juga menjadi problem darurat mengingat Indonesia berada di urutan kedua penghasil sampah terbanyak di laut setelah Filipina. “Padahal di laut, sampah baru bisa hancur setelah 50-100 tahun,” terang Ali.

Sementara itu, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj memaparkan, LPBI NU telah meluncurkan ide cerdas terkait penanganan sampah. Menurut Said, persoalan sampah tidak akan pernah selesai mengingat gaya hidup masyarakat yang semakin hedonis dan materialis.

“PBNU mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk bergabung bersama NU melalui LPBINU dengan memanfaatkan sampah menjadi barang-barang kerajinan, kompos, dan lain-lain,” ujarnya.

Dalam kegiatan tersebut, juga berdiri stan-stan yang menampilkan produk-produk kreatif hasil olahan sampah. Bahkan untuk program Bank Sampah, LPBINU juga meluncurkan Buku Tabungan. Nasabah dari program ini tak lain yaitu masyarakat pengumpul sampah itu sendiri.

Kegiatan ini juga menampilkan fesyen show dengan memakai baju-baju cantik hasil olahan sampah. Sekaligus pengumuman pemenang Lomba Storytelling dan Foto di media sosial milik LPBI NU. 

Ikuti Whatsapp Channel Republika