Jumat 19 Feb 2016 13:50 WIB

Gus Ipul Minta Kearifan Lokal Jadi Perekat Umat Beragama

Rep: Binti Sholikhah/ Red: Achmad Syalaby
Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf alias Gus Ipul.
Foto: Antara
Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf alias Gus Ipul.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Wakil Gubernur jawa Timur, Saifullah Yusuf, mengajak seluruh pengurus FPK (Forum pembauran kebangsaan) dan FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Jatim untuk mengutamakan kearifan lokal. Hal tersebut disampaikan pada pengukuhan Pengurus FKUB dan FPK Jatim di Hotel Hologen Sidoarjo, Kamis (18/3).

Gus Ipul, sapaan akrab Wagub Jatim, mengatakan, kearifan lokal diyakini berperan sebagai perekat sosial yang kerap menjadi acuan dalam menata hubungan dan kerukunan antar umat beragama. Dia menyebutkan, kearifian lokal memiliki lima pokok. Pokok pertama, kearifan sebagai suatu kosmopolit tentang hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan dengan sesama umat manusia dan harmonisasi hubungan manusia dengan alam sekitarnya.

Pokok kedua, sebagai wujud keseimbangan membangun karakter dan jati diri insani dengan menyatukan unsur pikiran, perkataan dan perbuatan. Pokok ketiga, sebagai suatu nilai sosial tentang perlunya kebersamaan dan kerjasama yang setara antara satu dengan yang lainnya sebagai satu kesatuan sosial yang saling menghargain dan menghormati.

Keempat, kearifan lokal yang menggambarkan Bhineka Tunggal Ika sebagai sikap sosial yang menyadari akan kebersamaan ditengah perbedaan. Serta kelima, kearifan lokal mengandung makna persamaan dan persaudaraan.

"Untuk mengetahui kearifan lokal suatu wilayah, kita harus bisa memahami nilai-nilai budaya yang baik dan ada di dalam wilayah tersebut. Kalau mau jujur sebenarnya nilai kearifan lokal ini sudah diajarkan secara turun temurun oleh orang tua kita kepada anak-anaknya. Kita sebagai generasi penerus hanya melanjutkan yang terbaik,” kata Gus Ipul, seperti dikutip dari halaman resmi Pemprov Jatim, Jumat (19/2).

Gus Ipul mencontohkan hal kecil dari kearifan lokal seperti, sikap gotong royong, saling menghormati dan tepa selira. Menurutnya, hal itu menjadi kewajiban masyarakat untuk menggali kembali nilai-nilai lokal yang ada agar tidak hilang ditelan perkembangan jaman.

“Kerukunan antar umat beragama adalah salah satu bentuk sosialisasi yang damai dan tercipta berkat adanya toleransi umat beragama, toleransi agama adalah suatu sikap saling mengerti, menghargai tanpa adanya diskriminasi dalam hal apapun khususnya dalam hal agama,” ucapnya.

Gus Ipul juga berpesan, agar pengurus FKUB mengembangkan hubungan umat beragama ke arah yang lebih kokoh melalui kerjasama kongkrit dalam berbagai aspek kehidupan sosial. Dia menilai, FKUB mempunyai peran penting untuk memberikan pencerahan kepada umat beragama dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara ke arah yang jelas. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement