REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dirjen Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin menyatakan prioritas utama dalam pembangunan pendidikan tinggi tidak lagi pada peningkatan akses secara nasional. Namun, lebih kepada peningkatan mutu perguruan tinggi yang sudah ada.
Menurut Kamaruddin, peningkatan mutu ini menjadi penting untuk mengkorelasikan lulusan perguruan tinggi dengan kemajuan zaman. "Sekitar 500 ribu orang sarjana masih menganggur dan itu diproduksi oleh perguruan tinggi di Indonesia," ujar Kamaruddin di Gedung Kementerian Agama, Jakarta, Rabu (10/2).
Selama ini, Kamaruddin memaparkan, meskipun akses perguruan tinggi sudah sangat banyak namun jumlah lulusannya pun masih banyak yang belum memiliki pekerjaan. Untuk itu, Kemenag khususnya Direktorat Pendidikan Agama Islam ingin menghadirkan lulusan perguruan tinggi yang dapat menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman.
Dengan jumlah perguruan tinggi yang ada, menurut Kamaruddin, masih ada sekitar 68 persen anak-anak Indonesia yang tidak bisa mengenyam pendidikan di perguruan tinggi karena keterbatasan tempat, fasilitas dan materinya.
Maka, dalam rangka mencapai partisipasi perguruan tinggi, pendirian 23 perguruan tinggi Islam swasta masih dilakukan di bawah pengawasan Kemenag. Kemenag juga membuka sebanyak 847 program studi di Indonesia.