REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komunitas Muslim Indonesia (KMI) Korea Selatan berencana membangun dua Masjid di kota Gumi dan Daigu, kata Ketua KMI, Suripto Ilham dalam pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (10/2).
"Masjid di Gumi butuh dana Rp 7 miliar, sedangkan di Daigu butuh Rp 5 miliar," katanya.
Menurut dia, setiap tahun KMI di Korsel menggelar pengajian akbar dan silaturahmi yang diikuti oleh ribuan pekerja Indonesia di seluruh negara tersebut.
"Dari kegiatan ini kami juga menggalang dana untuk pembangunan Masjid," kata Suripto.
Pada tanggal 9 Februari 2016, KMI menggelar kegiatan tersebut di kota kecil Gumi, sekitar 280 kilometer dari Seoul, dengan menghadirkan seorang ulama dari Cirebon, K.H. Yahya Zainul Maarif.
Dalam materi kajiannya, K.H. Yahya mengatakan bahwa para warga Indonesia yang bekerja di luar negeri harus tetap memperhatikan keluarganya di Tanah Air, terutama dalam membimbing anak-anak mereka agar tidak terjerumus ke dalam gaya hidup liberal dan hedonisme.
"Hidup sederhana adalah kunci penting bagi para pekerja Indonesia di luar negeri. Karena tidak bisa hidup sederhana, orang bisa tergelincir. Tidak sedikit orang yang uangnya cepat habis, kemudian jadi pekerja di luar negeri lagi," katanya.
Penanggung jawab perlindungan WNI, Kedutaan Besar Indonesia di Seoul, M. Aji Surya, menegaskan bahwa para pekerja Indonesia harus meningkatkan profesionalisme dan kedisiplinan.
"Hanya dengan cara itu jumlah dan kompetisi pekerja Indonesia di Korea Selatan dapat ditingkatkan pada masa depan," katanya.