Selasa 09 Feb 2016 06:34 WIB
Islam di Jawa

Akar Gerakan Perlawanan Islam di Jawa (Bagian 2)

Rep: agung sasongko/ Red: Muhammad Subarkah
Gambar Sunan Pakubuwono X mengunjungi Kampung Luar Batang tahun 1920-an.
Foto:

Republika.co.id: Perhatian seperti apa, Prof? Apa, misalnya, memperbaiki kualitas pendidikan dan sarana berbagai sekolah keagamaan dan pesantren?

Hermanau: Saya kira bukan itu. Kalau saya kira memberikan pekerjaan yang lebih baik, memberikan kepandaian yang lebih baik, itu kalau saya. Dengan kepandaian itulah, mereka kemudian bisa mendapatkan sesuatu yang lebih bagus.

Republika.co.id: Jadi, itukah sebenarnya gerakan radikal di sini sebagai ekspresi politik, bukan sebagai ekspresi ajaran agama, kan?

Hermanu: Iya, memang. Mereka menjadi radikal karena ekspresi politik sebagai akibat peminggiran (marginalisasi).

Republika.co.id: Tapi, sekarang mengapa banyak orang yang mengaku ahli terorisme ngomong bahwa radikalisme Islam karena ada masalah atau persoalan dalam ajaran agama ini?

Hermanu: Saya mengatakan, radikalisasi itu bukan persoalan agama. Kalau persoalan agama, berarti ada satu teks yang berbeda, penafsiran yang berbeda. Padahal, kalau saya melihat itu, teks harus sesuai dengan kontekstual yang sekarang ini. Kita tidak bisa menafsirkan ayat itu, kemudian menjadi satu literal, lalu berbeda dari kehidupan sekarang. Maka, pertanyaan saya kalau Nabi itu makan bersama-sama dari satu piring dengan 10 orang, sekarang apa kita akan seperti itu? Teksnya kan sudah berbeda, itu kalau saya.

Republika.co.id: Jadi, kalau sekarang sibuk memperbaiki dogma, sibuk berdebat tentang dogma agama, apa itu sebenarnya sikap berlebihan, Prof?

Hermanu: Iya, begitu. Malah, sangat berlebihan. Beberapa ulama menyatakan untuk apa kita berdebat dengan fikih? Padahal, fikih itu yurisprudensinya Islam.

Untuk apa kita harus berdebat? Apa kita harus tiap sekali melakukan sesuatu dasarnya fikih? Ya okelah, dasarnya fikih. Tapi, kita bisa berekspresi tanpa ada dasarnya, yakni fikih itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement