Kamis 04 Feb 2016 08:10 WIB

Belajar dari Kaum Madyan, Azab Bagi Pedagang yang Curang

timbangan (ilustrasi)
Foto:

Walaupun sudah diperingatkan berkali-kali untuk tidak melakukan perbuatan menipu dan kecurangan dalam perdagangan, kaum Madyan tetap pada pendiriannya.

Karena itulah, Allah SWT kemudian menurunkan azab kepada umat yang membangkang ini melalui sebuah gempa dan hawa panas (berupa dentuman dahsyat yang menggelegar) hingga mereka jatuh bergelimpangan (mati) di dalam rumahnya masing-masing. (Al-A'raaf: 91).

Itulah azab bagi orang-orang yang senantiasa melakukan kecurangan dalam perdagangan (bisnis). Kecurangan yang dilakukan kaum Madyan ini, menurut beberapa ahli tafsir, tidak hanya mengurangi takaran atau timbangan saja.

Mereka juga senantiasa menimbun harta atau barang-barang yang diperjualbelikan. Bila harga barang murah, mereka membeli sangat banyak dan menumpuk (menimbunnya) di rumah-rumah mereka. Lalu, ketika harga-harga naik (tinggi), mereka menjualnya dengan harga yang sangat tinggi (mencekik) kepada para pembeli.

Selain itu, kaum Madyan ini juga seringkali melakukan kerusakan di muka bumi. Kerusakan yang dibuat adalah dengan duduk-duduk di tepi jalan, dengan cara menakut-nakuti dan menghalang-halangi orang yang beriman ke jalan Allah.

Padahal, Nabi Syuaib AS dan nabi-nabi lain yang diutus pada suatu kaum (umat) senantiasa memberikan peringatan kepada mereka. Dan, jika mengingkarinya, mereka akan ditimpakan azab yang sangat mengerikan.

''Dan, Kami tidaklah mengurus seseorang nabi pun kepada suatu negeri, (lalu penduduknya mendustakan nabi itu), melainkan Kami timpakan kepada penduduknya kesempitan dan penderitaan supaya mereka tunduk dengan merendahkan diri.'' (Al-A'raaf: 94).

Pada ayat selanjutnya diterangkan, ''Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri itu beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.'' (QS Al-A'raaf: 96).

 

 

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement