Ahad 31 Jan 2016 07:51 WIB

Hakim Ibnu Hazm, Sahabat Rasulullah yang Lahir dalam Ka'bah

Jamaah haji beribadah mengelilingi Kabah di Masjidil Haram menjelang puncak ibadah haji di Makkah, Selasa (22/9).
Foto:
Ilustrasi kafilah dagang di gurun pasir

Sehari setelah dia masuk Islam, seorang anaknya melihat Hakim tampak menangis. Maka bertanyalah sang anak. "Mengapa Ayah menangis?"

Hakim menjawab sambil tersedu, "Banyak hal yang membuatku menangis, anakku. Yang terutama adalah begitu lamanya waktu bagi aku untuk memeluk Islam. Padahal, dengan menerima ajaran Islam, banyak kesempatan dapat diraih untuk melaksanakan kebaikan, tapi itulah yang nyatanya telah aku lewatkan. Hidupku tersia-sia ketika terjadi perang Badar dan Uhud. Setelah Uhud, aku berkata pada diri sendiri, bahwa aku tidak akan lagi membantu kaum kafir Quraisy melawan Muhammad, dan aku tidak ingin meninggalkan Makkah. Saat aku merasa ingin menerima Islam, aku segera berpaling dan melihat orang-orang di sekelilingku yang kebanyakan kaum kafir Quraisy, untuk kemudian bergabung kembali dengan mereka. Oh andai aku tidak berlaku seperti itu. Tidak ada yang dapat menghancurkan kita selain ketaatan buta kita terhadap nenek moyang. Jadi, kenapa aku tidak menangis, anakku?"

Nabi Muhammad memang terkejut manakala seorang yang rendah hati dan berpengatahun seperti Hakim tidak memeluk Islam. Untuk waktu lama, Rasul sangat berharap bahwa Hakim serta orang-orang yang sepertinya, dapat terbuka mata hati serta menerima kebenaran Islam.

Malam sebelum penaklukan Makkah, Rasulullah berkata kepada para sahabat, "Ada empat orang di Makkah yang aku ingin agar mereka bersedia memeluk agama Islam." Sahabat lantas bertanya, "Siapa saja mereka itu ya Rasul?"

"Mereka, antara lain, Attab Ibn Usayd, Jubayr Ibn Mutim, Hakim Ibn Hazm, dan Suhayl Ibn Amr," jawab Rasul. "Dengan ridha Allah, mereka akan menjadi Muslim."

Ketika pasukan Islam masuk ke Kota Makkah dan membebaskan kota itu dari jahiliyah, beliau lantas berseru, "Siapa saja yang bersedia mengakui tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, maka dia akan selamat. Siapa saja yang berlindung di Ka'bah serta meletakkan senjatanya, dia juga akan selamat. Siapa saja yang masuk dan berlindung di rumah Abu Sufyan, dia selamat. Dan, siapa saja yang masuk dan berlindung di rumah Hakim ibn Hazm, dia selamat...."

Tak berapa lama, Hakim pun bersegera memeluk Islam dengan sepenuh hati. Dia lantas bertekad untuk menebus segala dosa yang pernah dia perbuat semasa hari-hari jahiliyahnya serta apa pun yang pernah dia lakukan untuk menentang Rasulullah. Dia ingin menebusnya demi kemuliaan Islam.

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement