Sabtu 30 Jan 2016 23:57 WIB

Selandia Baru Cemaskan Perkembangan ISIS

Rep: MGROL57/ Red: Agung Sasongko
Muslim di Selandia Baru
Foto: Youtube
Muslim di Selandia Baru

REPUBLIKA.CO.ID, AUCKLAND -- Komunitas Muslim di Auckland Selatan, Selandia Baru, berusaha membedakan diri dengan ISIS melalui konferensi tahunan yang mereka gelar. Dalam konferensi tersebut, diungkapkan kecemasan mereka terhadap berkembangnya sentimen anti-Muslim yang bersumber dari pertumpahan darah oleh kelompok ekstremis tersebut. Apa yang mereka lakukan telah memunculkan rasa takut bagi orang-orang di seluruh dunia.

“Kami melihat ISIS menuju penghancuran, dan pertumpahan darah,” ujar Presiden Jamaah Muslim, Mohammed Iqbal. Iqbal menegaskan komunitas Muslim asal Auckland tersebut berbeda dengan ISIS, sebab mereka mengarah pada kedamaian di tengah-tengah masyarakat.

Konferensi tahunan oleh komunitas tersebut dibuka Sabtu (30/1) ini, mendiskusikan filosofi mereka. Dalam diskusi mereka memaparkan pemerintahan Islam yang sesungguhnya berkebalikan dengan ISIS, pusat pemerintahan berbasis hukum syariah adalah kasih sayang dan kedamaian. Namun idealisme dalam mereka ditakutkan dapat tertutupi oleh bayang-bayang kekejaman kelompok-kelompok radikal.

“Penting untuk mendekati orang-orang, kemudian memberitahukan apa sebenarnya Islam, ajaran damai tersebut harus disampaikan karena tanpa meningkatkan perhatian, hal itu dapat membiarkan stigma negatif mengambil alih,” ujar salah seorang imam, Mustenser Qamar.

Ratusan orang menghadiri gelaran tersebut, termasuk anggota-anggota parlemen, dan komisioner terkait permasalahan ras, Susan Devoy.

“Saya rasa kita harus memahami terorisme bukanlah agama,” ujarnya. “Kita hidup di salah satu negara paling damai di dunia, dan sejauh yang saya perhatikan, Muslim yang hidup di sini pun mencoba memperlihatkan hal itu.”

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement