REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Bidang Pendidikan Majelis Ulama Indonesia Abdullah Jaidi menilai buku yang menyelewengkan ajaran Islam harus segera ditarik. Hal ini diungkapkannya sehubungan ditemukannya buku pelajaran agama Islam sekolah dasar yang menerangkan bahwa Nabi Muhammad bukanlah nabi terakhir, melainkan nabi ke-13.
"Karena buku itu menyebarkan paham-paham yang tidak benar dan menjerumuskan anak ke arah yang menyimpang," ujarnya pada Republika.co.id, Kamis (28/1).
Setelah ditarik, lanjutnya, harus ada proses kalrifikasi dari pihak penerbit dan penulis terkait konten buku tersebut. "Penulis dan penerbit harus dimintai pertanggungjawaban," jelas Abdullah.
Berkaitan dengan temuan tersebut, ia juga meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama lebih aktif lagi dalam menyeleksi buku-buku pelajaran agama Islam seperti itu. Baik yang diterbitkan untuk kepentingan kegiatan belajar mengajar di sekolah maupun umum.
Seperti diketahui, sebuah buku pendidikan agama Islam yang diduga memuat ajaran sesat ditemukan di Kabupaten Padang Lawas Utara, Sumatera Utara. Buku tersebut diterbitkan Grafindo Media Pratama dan disusun oleh Fauzi Abdul Ghofur serta Masyhudi.