Rabu 20 Jan 2016 16:07 WIB

Cegah Terorisme, 'Berdakwahlah dengan Kasih Sayang'

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Achmad Syalaby
Sekretaris Umum Majelis Intelektua dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), Bachtiar Nasir.
Foto: Prayogi/Republika
Sekretaris Umum Majelis Intelektua dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), Bachtiar Nasir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Umum Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), ustaz Bachtiar Nasir, mengatakan dalam berpidato atau berceramah, juru dakwah harus menggunakan cara-cara yang penuh dengan kasih sayang. Ustaz Bachtiar melihat kasih sayang penting untuk mencegah radikalisme dan terorisme. 

Pada dasarnya, menurut ustaz Bachtiar, berdakwah adalah upaya untuk mengajak manusia kepada Allah SWT yang Maha Pengasih dan Penyayang. Berdakwah haruslah didasari dengan niat tulus ingin melembutkan hati manusia agar tunduk dan patuh kepada Allah SWT.

"Tidak mungkin seorang pendakwah mengajak kepada Allah tetapi yang mengajak sendiri tidak rahmah," ujar ustaz Bachtiar saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (20/1). 

Ustaz Bachtiar menegaskan berdakwah tidak boleh dilakukan dengan emosi. Apalagi dilakukan dengan memaksa orang menggunakan cara-cara yang jauh dari kasih sayang. Selain kasih sayang, radikalisme dan terorisme juga dapat dicegah dengan ilmu dan akhlak. Ustaz Bachtiar mengatakan orang-orang yang memaksakan keyakinannya kepada oranglain dengan cara menteror adalah orang yang memiliki kedangkalan ilmu dan kelemahan pada akhlaknya. 

Menurut Ustaz Bachtiar, ada tiga kode etik yang harus dipegang seorang pendakwah jika ingin berdakwah. Pertama, pendakwah haruslah berdakwah dengan hikmah yang didasarkan kepada ilmu dan amal saleh. 

Kedua, berdakwah harus dengan nasehat yang baik. Nasehat itu merupakan ungkapan perasaan penuh kasih yang bermuatan perintah dan larangan. Sehingga, memberikan efek ketundukan dan ketaatan terhadap orang yang dinasehati. 

Ketiga, pendakwah harus menjawab argumentasi orang lain dengan lebih baik dari yang terbaik apabila terlibat dalam sebuah perdebatan dakwah. "Jangan masuk ke dunia dakwah kalau kode etik ini tidak bisa dipakai karena akan mencoreng wajah dakwah," tegas ustaz Bachtiar.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement