Selasa 19 Jan 2016 21:56 WIB

Pramuka Muslim: Kami tidak Anti-Amerika

Rep: mgrol57/ Red: Agung Sasongko
Donald Trump
Foto: Reuters
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kampanye negatif Donald Trump dan Islamfobia menjadi tantangan Pasukan 114. "Kampanye Trump merupakan ancaman tapi mendorong kami melaksanakan sesuatu," kata Penanggung jawab Pasukan 114, Abdul Rashid Abdullah.

Rashid memang tidak bisa menyembunyikan rasa marahnya atas provokasi miliuner Amerika Serikat terhadap Muslim. Pasalnya, umat Islam lahir di tanah Amerika. Mereka adalah warga Amerika.

"Kami tidak anti-Amerika," kata dia.

(Baca: Pramuka Muslim Sebarkan Nilai-Nilai Islam dan Sejarah Amerika)

Perjalanan Pasukan 114 pada Sabtu itu berlanjut, setelah mengunjungi museum veteran dan menulis kartu pos untuk para veteran, mereka menuju Komunitas Amish. Sebuah tempat tinggal komunitas kristiani tradisional di Pennsylvania.

Di sana Amro, berkesempatan menjelaskan pada anggota Pasukan 114 tentang asal-muasal Amish, dari Eropa yang berpindah ke Amerika Serikat untuk menemukan kebebasan beragama.

Imigran asal Algeria, Chalinine, ikut menemani kelompok tersebut. Imigran yang telah tinggal di Amerika sejak tahun 1994 itu mendaftarkan kedua anaknya bergabung dengan Pasukan 114, beranggapan Pasukan 114 banyak melakukan kegiatan amal.

"Apa yang mereka lakukan sama seperti nilai-nilai Islam," ujar Chalinine.

Chalinine mengaku cukup khawatir dengan fokus pemberitaan terhadap Muslim Amerika akhir-akhir ini. Terlebih adanya provokasi dari Trump. Ia pun berinisiatif tak lagi berlangganan TV kabel agar anak-anaknya tak perlu mendengar provokasi tersebut. Ia ingin anak-anaknya merasa 'lebih Amerika' dibandingkan dirinya sendiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement