Senin 18 Jan 2016 06:00 WIB

Alasan Umat Islam Bermazhab

Rep: Hannan Putra/ Red: achmad syalaby
 Dalam Islam dikenal empat mazhab, yakni Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hanbali.
Foto: Republika/Yasin Habibi/ca
Dalam Islam dikenal empat mazhab, yakni Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hanbali.

REPUBLIKA.CO.ID, Banyaknya perbedaan cara pandang fiqh dari berbagai mazhab terkadang sampai membingungkan masyarakat awam. Ada yang fanatik (taqlid) dengan mazhab atau ulamanya. Ada pula yang apatis dengan mazhab sehingga memilih tidak bermazhab.

Dari kaum intelektual ada pula yang berpendapat kebanyakan mazhab klasik sudah tidak relevan dengan dinamika kekinian. Bagaimanakah seharusnya seorang muslim menentukan sikap dalam bermazhab?

Umat Islam perlu memahami, dalam menjalankan syariat apalagi menetapkan suatu hukum tidak cukup dengan mengambil Alquran dan hadis secara mentah-mentah. Ayat Alquran atau hadis yang dijadikan dalil mungkin tidak salah. Tapi pemahaman tafsir atau hadis yang dijadikan dalil itu yang mungkin keliru. Jadi dalam mengkaji tafsir Alquran maupun hadis, perlu dijembatani dengan tafsir-tafsir serta pendapat ulama.

Menafsirkan Alquran dan hadis secara autodidak sangat rentan pada kesesatan. Itulah alasannya, mengapa ulama-ulama besar sekalipun sering merujuk pada pendapat-pendapat ulama yang lebih alim dari dirinya. Ini pulalah alasannya mengapa orang awam dalam agama harus bermazhab agar mendapatkan tuntunan yang sahih dari mazhabnya.

Segolongan umat Islam lainnya ada pula yang meyakini tak perlu bermazhab. Alasan mereka, para imam mazhab dalam melahirkan pandangan fiqihnya selalu berpatokan pada Alquran dan hadis. Jadi lebih baik mengikut pada perawi hadis langsung seperti Bukhari dan Muslim. Atau penafsir Alquran dari sahabat Nabi SAW yakni Ibnu Abbas RA.

Para imam mazhab bukanlah orang-orang pandir dalam seluk-beluk agama. Sedari kecil mereka telah menunjukkan loyalitas sangat tinggi dalam menuntut ilmu. Ajaran Islam menganjurkan umatnya mengikuti hasil ijtihad seorang ulama yang sudah dikenal alim dan shalehnya. Dalam hal ini, para imam mazhablah yang paling populer untuk diikuti.

Ada yang sinis memandang para imam mazhab sangat bergantung pada ijtihad para ahli hadis seperti Bukhari Muslim. Misalkan ucapan imam Syafi'i yang mengatakan, "bila ada suatu hadis sahih, maka itulah mazhabku." Atau perkataan, "bila mazhabku bertentangan dengan hadis Nabi, maka ambillah hadis itu dan buang mazhabku ini." (Bersambung).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement