REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Salah satu fenomena zaman modern saat ini adalah banyak undangan resepsi, khususnya pada hari Sabtu dan Ahad. Hal ini merupakan tantangan tersendiri, sebab hari Sabtu dan Ahad merupakan hari libur dan hari keluarga. Selain itu, di banyak tempat, termasuk di Bogor, Jawa Barat, hari Sabtu dan Ahad sering kali kondisi lalu lintas macet.
“Meskipun demikian, sedapat mungkin kita penuhi undangan tersebut,” kata Guru Besar Agama Islam IPB Bogor Prof Dr KH Didin Hafidhuddin MS saat mengisi pembukaan pengajian guru dan karyawan Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) tahun 2016 di Masjid Al-Ikhlas Bosowa Bina Insani Bogor, Jawa Barat, Jumat (8/1) pagi.
Kiai Didin menambahkan, menghadiri undangan dari keluarga, kerabat atau kawan, merupakan salah satu hak Muslim yang harus ditunaikan oleh seorang Muslim. “Dalam salah satu haditsnya, Rasulullah SAW menegaskan ada lima hak Muslim kepada Muslim lainnya,” tutur mantan ketua umum Baznas itu.
Kiai Didin menyebutkan, kelima hak sesama Muslim tersebut adalah mengucapkan "Assalamu’alaikum" saat bertemu, memenuhi undangan, memberikan nasehat ketika diminta, menjenguk orang yang sakit, dan mengantarkan jenazah hingga ke tempat pemakamannya.
Kiai Didin menjelaskan, memenuhi undangan sangat besar hikmahnya. “Hal itu memperbanyak silaturahim, kita akan banyak didoakan oleh orang lain, dan kalau kita mengundang orang lain, insya Allah akan banyak pula yang datang,” papar Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor itu.
Pimpinan Pesantren Mahasiswa dan Sarjana Ulil Albab, Bogor itu lalu mencontohkan beberapa pengalaman dalam memenuhi undangan. Suatu hari ia harus kondangan ke lima tempat. Karena waktunya terbatas dan kondisi lalu lintas macet, maka ia hanya bersalaman di tempat kondangan tersebut, lalu pergi menuju tempat kondangan berikutnya.
“Sampai di tempat kondangan yang terakhir makanan sudah habis, akhirnya saya ajak keluarga makan di warung padang. Tiap kali kondangan di beberapa tempat dan tidak sempat makan di tempat kondangan, biasanya pilihan kami akhirnya makan di warung padang,” ujar Kiai Didin sambil tersenyum.