REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau menyatakan belum bisa memastikan kesiapan daerah setempat menjadi embarkasi haji tahun 2016 karena prosesnya harus bertahap.
"Kemenag punya aturan untuk untuk embarkasi haji. Tahap awal satu tahun dua tahun jadi tempat transit dulu, baru embarkasi penuh sebagai perpanjangan. Kita tidak bisa memberi target kapan Riau jadi embarkasi haji, yang jelas infrastruktur dulu," kata Kanwil Kemenag Riau, Tarmizi Tohor di Pekanbaru, Riau Kamis (7/1).
Dia mengatakan, membangun embarkasi di Riau tidak semudah membalik telapak tangan. Banyak hal yang harus dipersiapkan untuk mendapatkan persetujuan Kemenag pusat dan saat ini belum dapat persetujuan karena infrastruktur harus ada, baru diajukan.
Selain itu, kata dia, jika bandara dan asrama sudah siap, akan ada pertimbangan lagi dengan bandara di Batam karena yang terbesar di sana jamaah dari Riau. Pusat juga memikirkan itu, kalau tidak lagi, Batam selanjutnya bagaimana.
Selain itu, cita-cita agar Riau bisa punya embarkasi sendiri tergantung persiapan daerah dengan infrastruktur. Pemerintah Provinsi Riau harus membangun saja dulu dan kalau sudah siap bersama dengan kanwil ke Kemenag untuk mengajukan diri.
"Yang jelas infrastruktur dulu, kalau tidak siap apa yang kita akan bicarakan ke pusat," paparnya
Namun saat ini belum ada kepastian infrastruktur apa yang akan dibangun untuk persiapan itu. Untuk asrama haji tahun ini tidak akan dibangun karena permasalahan lahan telah menyebabkan seorang pejabat Riau menjadi tersangka dugaan korupsi.
"Lahan embarkasi itu tidak bermasalah, orangnya saja yang bermasalah. Dilanjutkan tidak masalah tapi mungkin karena menyesuaikan prosesnya dulu. Mudah-mudahan dalam waktu yang tidak lama tuntas semuanya, juga bandaranya," ujarnya.