REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Anggota Forum Komunikasi Ummat Beragama (FKUB) Provinsi Bali, H Roichan Muhlis, mengingatkan, ummat Muslim agar tidak terjebak dalam adu domba. Karena sekarang ini sebutnya, banyak orang yang sedang mencari panggung, dengan menerapkan teori konflik.
"Orang itu mengadu domba karena ingin tampil sebagai pendamai, ingin disebut sebagai pahlawan," ungkap Roichan pada Republika, Senin (7/12).
Hal itu dikemukakan Roichan terkait kasus pencurian kotak infak di Masjid Abdurrahman Bin Auf, Banjar Anggaswara Batu Mongkong Jimbaran, Kuta Selatan Kabupaten Badung. Pencurian terjadi Sabtu dini hari sekitar 03.00 Wita oleh sekelompok orang yang tidak dikenal.
Menurut Roichan, agar ummat Islam jangan cepat-cepat menghubung-hubungkan suatu kasus dengan masalah yang belum tentu kebenarannya, apalagi berkaitan dengan SARA.
Karena, kata penasihat MUI Bali itu, orang-orang yang ingin mencari "panggung" menunggu reaksi ummat Islam dan dia akan tampil seakan-akan menjadi pahlawan.
"Padahal hubungan ummat Islam dan ummat Hindu di Bali sudah terjalin harmonis sejak ratusan tahun silam. Orang itu ingin merusaknya," kata Roichan mengingatkan.