Senin 07 Dec 2015 05:30 WIB

Bisnis Halal, Bisnis Bermoral

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Andi Nur Aminah
Ilham Habibie
Sertifikasi halal sebagai upaya strategis dalam menyajikan produk untuk masyarakat.

Nazaruddin menyepakati, saat muncul keraguan dalam menjalankan bisnis, ada kompensasi. Karena wajar jika manusia ragu. Saat sadar ada yang salah, balas dengan kompensasi berupa kebaikan. Menurutnya, keburukan masa lalu akan tenggelam dengan kebaikan yang berkesinambungan.

Untuk melakukan kebaikan dan mencegah keburukan, Rasulullah menyebut tiga cara, yakni dengan kekuasaan, dengan lisan dan membeci keburukan itu. Karena itu ada maqasid syariah atau pencapaian tujuan syariah yang penerapannya terintegrasi dalam satu sistem dan yang konsistensi dari hulu hilir untuk menghasilkan masyarakat ideal.

Dia menjelaskan, kalau ada kemungkaran, jangan langsung ditegur karena justu akan membuat kemunkaran menjadi-jadi. Saat Islam diperkenalkan dengan lembut, yang terpikat lebih banyak. Berbeda kalau Islam ditampilkan secara keras.

Dalam banyak hal, Nasaruddin melihat banyak pengusaha yang paham substansi Alquran dan hadis. Namun dia menilai perlu ada perbandingan lurus kuantitas dan kualitas berislamnya seseorang.

Meski selalu ada celah buruk yang tak bisa sepehuhnya dihilangkan, dia menilai lebih baik mengisi ruang kosong dengan kebaikan dibanding tidak ada sama sekali. ''Apa yang tidak bisa diraih semua, jangan tinggalkan semua. Meski, harus ada batas penerimaan atas hal-hal buruk yang tidak mungkin dielakkan,'' kata Nazaruddin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement