Sabtu 05 Dec 2015 17:52 WIB

Ada Upaya Mengubah Cara Ibadah Warga NU

Rep: Damanhuri Zuhri/ Red: Agung Sasongko
 Wakil Rais Aam PBNU, KH Miftahul Akhyar
Foto: ROL/Agung Sasongko
Wakil Rais Aam PBNU, KH Miftahul Akhyar

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON --  Wakil Rais Aam PBNU, KH Miftahul Akhyar mengungkap, sudah sejak lama ada kekuatan yang didanai cukup besar memengaruhi dan menipiskan paham Ahlusunnah wal jamaah. Dampaknya, ada upaya mengubah cara ibadah warga NU.

“Asbihu ingin membentengi NU dan Aswaja dari paham-paham lain,” kata ulama kharismatik yang membuka Muktamar Asbihu I di Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (5/12).

Kiai Akhyar khawatir jika paham yang menyeleweng ini dibiarkan anak akan memusuhi orang tua dan santri akan memusuhi pimpinan pesantren. “Sudah banyak contohnya,” kata dia.

(Baca Juga: Asbihu NU Bentengi Akidah Warga Nahdliyyin)

Wakil Ketua Umum Asosiasi Bina Haji dan Umrah Nahdlatul Ulama (Asbihu NU), KH Hafidz Taftazani mengatakan, haji dan umrah merupakan ibadah yang bersentuhan dengan berbagai budaya, ras, dan paham tertentu. 

Sentuhan tersebut perlu dibentengi oleh langkah-langkah yang disiapkan Asbihu NU. “Jangan sampai berangkat ke Tanah Suci Sunny, pulang-pulang tidak Sunny lagi,” kata Kiai Hafidz mengingatkan.

Kiai Hafidz mengumpamakan pada 15 tahun lalu, warga NU kehilangan sendal. Beberapa tahun lagi atau mungkin tak lama lagi  warga NU akan kehilangan masjid. "Memang bangunan ada tapi tata cara ibadahnya tidak sama lagi," katanya menambahkan.

Ketiganya memandang peran Asbihu NU untuk membentengi akidah Nahdliyyin sangat penting. Mereka sepakat posisi Asbihu NU sangat strategis dalam menyelamatkan paham Ahlu Sunnah Wal Jamah. “Apalagi mayoritas umat Islam Indonesia menganut mazhab tersebut,” kata Kiai Hafidz.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement