Kamis 03 Dec 2015 22:02 WIB

Mengintip Masjid Raya di Tengah Hutan Banjarmasin

Rep: Heri Purwata/ Red: Agung Sasongko
Masjid Raya Sabilal Muhtadin, Banjarmasin
Foto:
Masjid Sabilal Muhtadin Banjarmasin

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Setelah menetapkan lokasi, panitia pembangunan masjid mengundang arsitek dari Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk merancang bangunan.  Kemudian, dilakukan peletakan batu pertama oleh H Aberani Sulaiman dan Amirmachmud yang disaksikan para ulama, tokoh masyarakat, dan warga Banjarmasin.

Pembangunan yang baru berjalan satu tahun terhenti, akibat meletusnya peristiwa G-30-S/PKI tahun 1965. "Sebab, para pejabat yang menjadi penggerak pembangunan masjid pindah tempat bertugas," katanya.

Masyarakat Banjarmasin terus berusaha untuk mewujudkan masjid ini. Pada kepemimpinan Gubernur Subarjo, pembangunan masjid ditinjau kembali dan tahun 1974 dilanjutkan.

Kali ini pembangunan dipercayakan kepada PT Griya Cipta Sarana sebagai perencana. Sedangkan Barat Metalwork and Engeenering PT (Pesero), sebagai pelaksananya.  Desain interiornya diserahkan kepada PT Decenta Bandung.

"Pembangunan ini ditarget selesai 10 tahun. Untuk pertama kali masjid digunakan pada Hari Raya Idul Adha 1399 H atau 31 Oktober 1979," ujarnya.

Meskipun sudah digunakan, namun waktu itu belum seluruh bangunan masjid selesai, sehingga warga Banjarmasin berusaha untuk menyempurnakan. Bangunan yang belum selesai, di antaranya, menara, halaman masjid, dan jalan-jalan sekeliling masjid.

Untuk penyempurnaan, panitia pembangunan masjid mendapat bantuan kubah emas dari Presiden Soeharto senilai Rp 61,6 juta. Sedangkan bantuan dari Amirmachmud, Menteri Dalam Negeri sebesar Rp 90 juta untuk merampungkan menara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement