Senin 23 Nov 2015 20:33 WIB

'Jihad itu Kemampuan Mengatasi Kemiskinan dan Persoalan Pendidikan'

Rep: c35/ Red: Agung Sasongko
Menter Agama RI Lukman Hakim Saifudin memberikan arahannya pada acara penutupan Muktamar Persis ke XV di Jakarta, Senin (23/11).
Foto: Republika/Darmawan
Menter Agama RI Lukman Hakim Saifudin memberikan arahannya pada acara penutupan Muktamar Persis ke XV di Jakarta, Senin (23/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin mengapresiasi sumbangsih Persis terhadap bangsa dan negara. Sejarah mencatat eksistensi Persis dalam perjuangan kemerdekaan.

"Saya tertarik dengan tema yang diambil pada Muktamar XV Persis kali ini, bahwa dinamisasi jihad jamiyah untuk menghadapi tantangan dakwah, sangat relevan dengan kondisi saat ini," tuturnya dalam penutupan Muktamar XV Persis dan Muktamar XII Persistri di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Senin (23/11).

(Baca Juga: Bangsa Indonesia Alami Degradasi Moral)

Menurut Menag, tema muktamar memiliki pesan yang luar biasa pentingnya bahwa dakwah harus senantiasa dinamis. Karena masyarakat selalu mengalami perubahan dan dinamika, bukan statis.

Dimana seelama masyarakat hidup maka dinamika tersebut akan selalu ada. Sehingga menuntut kearifan kita agar dinamika jihad senantiasa memiliki relevansi dan urgensi yang tinggi dalam menyelesaikan persoalan umat dan bangsa.

(Baca Juga: Betapa Sulitnya Berdakwah di Akhir Zaman)

Menag menegaskan dakwah harus dimaknai dengan makna yang sesungguhnya. Dimana jihad yang kita pahami adalah mengatasi kemiskinan dan problem-problem pendidikan.

"Karena kedua problem trsebut adalah akar persoalan umat dalam koneks keindonesian. Dan disitulah peran kita sebagai Muslim yang dinanti-nantikan," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement