Sabtu 21 Nov 2015 19:14 WIB

JK Dorong Ormas Islam Berjihad di Bidang Iqtishadiyah

Rep: c 35/ Red: Indah Wulandari
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberi sambutan dalam pembukaan Muktamar XV Persatuan Islam (Persis) dan Muktamar XII Persistri di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Sabtu (21/11).
Foto: ANTARA FOTO/Rosa Panggabean
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberi sambutan dalam pembukaan Muktamar XV Persatuan Islam (Persis) dan Muktamar XII Persistri di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Sabtu (21/11).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla berharap PP Persatuan Islam Persis gencar berjihad di bidang iqtishadiyah (ekonomi). Lantaran merupakan kebutuhan mendesak bangsa Indonesia saat ini.

Bahkan JK menyebutkan bahwa dari 100 orang Indonesia yang kaya, umat Islam yang termasuk kategori hanya sekitar 10-15 orang saja. Sementara dari 100 orang miskin, 90 orang diantaranya adalah umat Islam.

"Maka, saya mendorong Persis dan ormas Islam lainnya untuk memperjuangkan itu. Kita melihat masyarakat dan umat kita, bahwa perjuangan ekonomi harus ada. Semangat berusaha di bidang pertanian dan industri, karena kita kekurangan di bidang itu," tuturnya saat membuka Muktamar XV Persis dan Muktamar XII Persistr di gedung SG2 Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Sabtu (21/11).

Menurut JK, sejatinya umat Muslim di Indonesia tidak kekurangan masjid dan pesantren. Tapi, umat Muslim kekurangan tokoh, pabrik, dan usaha lainnya.

Selain itu, salah satu tanda keberhasilan ekonomi yang besar, kata JK, adalah tingginya zakat karena banyaknya umat yang membayar zakat. Namun, menurutnya, saat ini umat Islam di Indonesia kekurangan muzakki (pembayar zakat), sementara mustahik (penerima zakat) banyak.

"Kita harus mengetahui dengan betul, pemimpin-pemimpin umat kita adalah pedagang. Rasulullah berdagang di negeri Syam. Khalifah Umar berdagang, Ahmad Hassan berdagang dan Ahmad Dahlan tokoh Muhammadiyah juga berdagang," ujarnya.

JK tidak ingin masyarakat Indonesia kekurangan ekonomi. Yang kemudian menjadikan mereka pemarah, sehingga menimbulkan banyak konflik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement