REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengusaha Muslim sekaligus Presiden Inter Milan, Erick Thohir mengaku tidak pernah mendapatkan perlakuan diskriminatif selama menempuh pendidikan di AS. Ia justru banyak mendapatkan hal positif selama hidup di Amerika.
Di AS, Erick memiliki kesempatan untuk belajar mandiri dan belajar mengenal diri lebih dalam. Ia juga bisa belajar sejauhmana dirinya bisa beradaptasi dengan banyak orang dari berbagai latar belakang kebangsaan, budaya maupun agama.
(Baca juga: Pemerintah AS Beri Ruang Umat Islam Beribadah)
“Kita mengubah perspektif hidup, mencoba mengerti kebiasaan budaya orang lain dengan background orang AS yang bermacam-macam dan cara komunikasi yang berbeda. Mau tidak mau harus mengerti,” ujar Erick.
(Baca Juga: Masyarakat Amerika Tertarik Ikut Kaji Islam)
Meskipun sebagai Muslim minoritas, Erick mengaku tetap merasa percaya diri berada di tengah mayoritas non Muslim. Kesempatannya bersekolah di AS justru ia manfaatkan untuk membuka jaringan dengan orang-orang yang akhirnya kini berhasil dan sukses.