Kamis 19 Nov 2015 04:19 WIB

Hasyim: Islam Moderat Harus Diperkuat di Tengah Radikalisme

Mantan ketua umum PBNU Hasyim Muzadi.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Mantan ketua umum PBNU Hasyim Muzadi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal International Conference of Islamic Scholars (ICIS) KH Hasyim Muzadi menyatakan, Islam moderat harus diperkuat di tengah kondisi dunia Islam yang masih dibayang-bayangi radikalisme, terorisme, konflik internal, dan krisis multidimensional.

"Pemikiran moderat akan tergerus oleh pemikiran radikal dan liberal jika tidak ada upaya untuk mengelola dengan baik pemikiran tersebut," kata Hasyim dalam konferensi pers di kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Rabu (18/11).

Menurut Hasyim, ekstremisme di Timur Tengah telah terbukti meninggalkan kerusakan pada negara, juga agama, sehingga harus dicegah agar tidak meluas ke belahan dunia yang lain, khususnya Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia.

Terkait itu, ICIS bersama Kemenlu akan menyelenggarakan Konferensi Internasional Ulama dan Cendekiawan Muslim ke-4 pada tanggal 23 hingga 25 November 2015 di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Jawa Timur.

Konferensi yang akan dibuka secara resmi Presiden Jokowi dan akan ditutup Wakil Presiden Jusuf Kalla tersebut mengundang 65 tokoh agama dan ulama berpengaruh dari 34 negara, 500 ulama seluruh Indonesia, para akademisi serta Duta Besar Negara sahabat.

Dua kepala Negara yaitu Perdana Menteri Malaysia Dato Seri Najib Tun Razak dan Sultan Brunei Sultan Hasanal Bolkiah dijadwalkan hadir untuk menyampaikan pidato kunci. Khusus Indonesia, kata Hasyim, pascareformasi Indonesia menikmati kebebasan pers dan suasana demokrasi yang dinamis, tapi seiring dengan itu seluruh aliran dan pemikiran keagamaan masuk secara deras tanpa ada proses penyaringan.

"Karena itu perlu ada kewaspadaan dan kehati-hatian dari pemerintah dan ulama untuk mengantisipasi akan tergusurnya pemikiran moderat di Tanah Air," katanya.

Hasyim mengatakan, sebagai negara plural Indonesia memiliki Pancasila yang merupakan produk pemikiran moderat sebagai alternatif untuk negara yang tidak sekuler tetapi juga tidak negara agama. Sayangnya, modal yang sangat mahal ini sekarang sedang diabaikan dan cenderung tergusur oleh hal-hal yang murah. "Padahal pemikiran inilah yang menjamin tegaknya NKRI."

Hasyim menegaskan, dalam jangka panjang, moderasi yang akan melestarikan Indonesia. Oleh karena itu, ICIS tidak berani bergerak sendiri, melainkan harus dengan negara dan pemerintah. "Karena ini bukan hanya urusan Islam melainkan keselamatan negara RI," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement