REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tenggara mengimbau tokoh lintas agama, tokoh adat dan masyarakat untuk terus menciptakan suasana kerukunan hidup antarumat beragama sehingga hidup rukun, harmonis dan damai.
"Di tengah kehidupan masyarakat beragam agama, suku dan budaya, potensi timbulnya konflik cukup besar," kata Kakanwil Kemenag Sultra, H Muhammad Ali Irfan saat menutup pertemuan 1.000 tokoh lintas agama di Kendari, Selasa (17/11).
Ali mengatakan, bila tokoh lintas agama, tokoh adat dan masyarakat selalu menyosialisasikan indahnya kehidupan di tengah keberagaman agama, suku dan budaya, maka potensi konflik akan hilang dengan sendirinya.
Bahkan kata dia, potensi konflik bisa menjadi kekuatan dalam menjaga, memelihara dan melindungi keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) bila dikelola dengan baik.
"Tokoh-tokoh lintas agama, tokoh adat dan masyarakat memiliki kepiawaian dan kearifan lokal dalam mengelola potensi konflik untuk menjadi kekuataan dalam memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai NKRI," kata Ali menjelaskan.
Menurut dia, tokoh-tokoh lintas agama, tokoh masyarakat dan tokoh adat ikut dalam pertemuan 1.000 tokoh lintas agama se Sultra karena memiliki komitmen kuat untuk mencegah dan menghindari terjadinya konflik yang bisa membahayakan keutuhan NKRI.
"Saya sangat yakin dan percaya, kita yang ikut dalam pertemuan ini tidak menginginkan terjadinya konflik bernuansa sara yang bisa mengancam keutuhan NKRI," katanya.
Seluruh peserta, ungkap Ali, sangat menginginkan NKRI dengan beragam agama, suku dan budaya, tetap utuh dan berdiri kokoh sebagai negara yang bermartabat dan masyarakatnya hidup damai, harmonis dan tenteram.