Selasa 17 Nov 2015 15:44 WIB

Santri Sunan Pandanaran Kini Wajib Transaksi tanpa Uang Tunai

Rep: c 97/ Red: Indah Wulandari
Penandatanganan nota kesepahaman terkait implementasi layanan keuangan digital untuk pondok pesantren, Jumat (30/10).
Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Penandatanganan nota kesepahaman terkait implementasi layanan keuangan digital untuk pondok pesantren, Jumat (30/10).

REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Pondok Pesantren (Ponpes) Sunan Pandanaran, Sardonoharjo, Ngaglik dicanangkan sebagai area transaksi non-tunai.

Konsekuensinya, sekitar 3.000 santri akan diwajibkan menggunakan e-money untuk bertransaksi di wilayah Ponpes.

"Ini juga tentunya untuk meningkatkan kualitas perekonomian kita," kata Ketua Yayasan Ponpes Sunan Pandanaran Imadudin Sukamto saat peluncuran area non-tunai di Komplek 3 Ponpes Sunan Pandanaran, Selasa (17/11).

Ia menuturkan, program yang terselenggara atas kerja sama dengan Bank Indonesia (BI) dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) itu sengaja diterapkan untuk mengurangi transaksi dalam bentuk tunai.

E-money sendiri dapat digunakan untuk transaksi di 14 unit bisnis milik Ponpes Sunan Pandanaran. Di antaranya kantin, laundry, dan warung telepon. Imadudin berharap program transaksi non-tunai yang baru dilaksanakan di ponpesnya itu dapat berkembang dan menjadi model bagi pesantren lain.

Kepala BRI Cabang Yogyakarta Joko Haryanto menuturkan, peluncuran kawasan non-tunai di Ponpes Pandanaran disertai dengan agenda sosial BI dan pengembangan program santripreneur. BRI sendiri berperan untuk mendorong ekosistem non-tunai melalui produk e-money bernama Brizzi.

"Kami membagikan satu kartu Brizzi yang sesuai dengan nama masing-masing santri," ujarnya.

Selain itu kartu Brizzi telah diprogram menggunakan nomor ponsel sebagai kode pemiliknya. Dana maksimal yang dapat disimpan dalan kartu tersebut senilai Rp 1 juta.

Kepala Kantor Wilayah BI Yogyakarta, Arief Budi Santoso mengatakan pencanangan area non-tunai di Ponpes Sunan Pandanaran merupakan salah satu program nasional BI untuk menciptakan less cash society. BI menargetkan, 80 persen transaksi di Indonesia bisa berjalan secara non-tunai tahun 2020.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement