REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Aplikasi Sumpah Pemuda pada masa kekinian adalah pencapaian kesejahteraan bermodalkan kemajemukan bangsa.
“Konstektualisasi sumpah pemuda saat ini adalah bagaimana pemuda bisa mendorong cita-cita kesejahteraan, yakni Indonesia yang sejahtera dan mencerdaskan," ucap Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak kepada Republika.co.id, Rabu (28/10) malam.
Ada fakta empiris bahwa korupsi di Indonesia menjadi hambatan utama mencapai kesejahteraan dan mencerdaskan. Perlawanan terhadap korupsi sejatinya menjadi tantangan bagi pemuda saat ini di tengah miskinnya keteladanan.
"Pemuda harus mampu meningkatkan kapasitasnya sebagai anak bangsa," kata Dahnil.
Di bidang kebudayaan, pemuda saat ini dihadapkan pada masalah literasi kebudayaan yang rendah, terutama terhadap kebudayaan lokal. Padahal substansi dari kemajemukan yang mempersatukan dalam Sumpah Pemuda adalah terpeliharanya kebudayaan lokal yang membentuk kebudayaan nasional.
"Sayangnya, pemuda saat ini kehilangan identitas kebudayaannya, maka pemerintah perlu membangkitkan kebanggaan akan kebudayaan lokal," ujar Dahnil.
Menurut dia, westernisasi tidak dapat dihalang. Justru pemuda saat ini harus membangun ketahanan diri terhadap serbuan nilai-nilai kebudayaan barat tersebut. "Misalnya, dengan cara memperkuat kebanggaan dan literasi terhadap budaya lokal," kata dia.
Pemuda Muhammadiyah sendiri kerap menumbuhkan kebanggaan terhadap budaya lokal. "Bahasa Indonesia juga kami semarakkan. Hampir di semua kegiatan Pemuda Muhammadiyah selalu diisi oleh pembukaan-pembukaan melalui pementasan kesenian lokal," jelas Dahnil.