Rabu 09 Sep 2015 05:43 WIB

Santri di Perkotaan Harus Punya Nilai Lebih

Rep: c33/ Red: Agung Sasongko
Santri
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Santri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin mengatakan, santri di bawah bimbingan pondok pesantren (ponpes)yang berada di perkotaan harus memiliki nilai lebih guna bersaing di tengah masyarakat perkotaan. Hal itu disampaikan menteri pada peletakan batu pertama pembangunan Ponpes Daarul Rahman, Selasa, (8/9).

Lukman mengatakan, ponpes di perkotaan harus mampu membina santri dengan pendidikan yang berbeda. Titik perbedaan ada pada kemampuan santri supaya bisa bertahan di masyarakat kota."Santri harus cakap dalam berbagai bidang life skil utk bersaing. Hal itu utk bantu kurangi angka kemiskinan." tulisnya dalam pidato sambutan.

Sehingga ia berharap ponpes di perkotaan bisa menekankan bidang kewirausahaan pada santri-santrinya. Ia mencontohkan bahwa santri jangan hanya menjadi ahli agama, tapi bisa juga menjadi pedagang yang tentunya pandai beribadah.

"Pesantren tidak hanya sanggup luncurkan ahli doa tapi juga cendekiawan, pebisnis dan peneliti yang ahli berdoa," ujarnya.

Sedangkan mengenai santri yang berniat menggiatkan bidang dakwah di perkotaan, Menag mengimbau supaya santri mempunyai pengetahuan yang luas."Pesantren harus bisa jadi pusat konsultasi bagi masyarakat. Saya harap para santri ponpes dapat kuasai pasar dakwah di perkotaan seperti perumahan bahkan apartemen. Santri juga harus kuasai media sebagai tempat dakwah," ujarnya.

Meski ia meminta adanya program modernisasi pada ponpes namun ia berharap ciri khas ponpes tidak dihilangkan. Ia berharap agar ciri khas kebersamaan dan kesederhaan ponpes tidak hilang digerus modernisasi."Proses modernisasi pesantren jangan hilangkan nilai ciri khas," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement