Rabu 09 Sep 2015 04:42 WIB

Menag: Ponpes di Perkotaan Harus Jadi Oase

Rep: c33/ Red: Agung Sasongko
 Sejumlah santri di Ponpes Lirboyo Kediri menjalani pemantapan dakwah Allussunah Wal Jamaah (Aswaja) untuk menangkal penyebaran paham radikalisme Islam.
Foto: Antara/Arief Priyono
Sejumlah santri di Ponpes Lirboyo Kediri menjalani pemantapan dakwah Allussunah Wal Jamaah (Aswaja) untuk menangkal penyebaran paham radikalisme Islam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin mengatakan, pondok pesantren (ponpes)yang berada di perkotaan harus menjadi oase. Pidatonya itu dibacakan pada acara peletakan batu pertama pembangunan Ponpes Daarul Rahman, Selasa (8/9).

Lukman mengatakan, Ponpes di wilayah perkotaan memiliki tantangan tersendiri."Tantangan keberadaan ponpes semakin besar dan kompetitif seiring tuntutan masyarakat perkotaan dalam konteks globalisasi," ungkapnya.

Ia berharap santri di lingkungan ponpes perkotaan dididik guna memahami masyarakat perkotaan yang beragam."Ponpes punya peran strategis sebagai agen perubahan dan pembangunan terutama masyarakat perkotaan yang punya heterogenitas suku,agama dan ras," ujarnya.

Ia mengapresasi bertahannya ponpes Daarul Rahman di tengah arus pembangunan perkotaan. Ia merasa ponpes yang berada di lingkungan perkotaan sudah menjadi pusara kebaikan."Kita patut bangga ponpes bisa tumbuh ditengah arus perkotaan di masyarakat. Ponpes ini menjadi oase sekaligus tantangan lembaga pendidikan Islam," ujarnya.

Ponpes Daarul Rahman berdiri pada tahun 1975 di Senopati, Jakarta Selatan. Hingga kini sudah memiliki cabang di Leuwiliang Bogor dan Parung Depok. Namun akibat lokasi di Senopati yang kerap dilanda banjir ketika musim hujan maka lokasi Ponpes akan dipindahkan ke wilayah Jagakarsa, Jakarta Selatan. Pada acara peletakan baru pertama itu, pihak Ponpes mengaku optimis akan mampu menyelesaikan pembangunan dalam waktu satu tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement