Senin 24 Aug 2015 13:42 WIB

Syekh Tahir Jalaluddin Al-Azhari, Ulama Astronomi dari Tanah Melayu (1)

Rep: Amri Amrullah/ Red: Indah Wulandari
Syekh Tahir Jalaluddin Al-Azhari
Foto: wikipedia
Syekh Tahir Jalaluddin Al-Azhari

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sejarah telah mencatat kiprah besar para ulama di Nusantara dalam ilmu falak atau astronomi. Beberapa karya tulis dan kitab falak para ulama besar tersebut menjadi rujukan perkembangan ilmu falak di Nusantara hingga kini.

Dari beberapa nama ulama yang dikenal sebagai pakar astronomi dan ilmu falak tersebut terdapat nama Tahir Jalaluddin Al-Azhari. Ia dikenal sebagai ulama falak dan pakar astronomi dari tanah melayu, yang bukan hanya tenar di kawasan sumatera namun hingga Singapura dan Malaysia.

Tahir Jalaluddin Al-Azhari memiliki nama panjang Syeikh Muhammad Tahir bin Muhammad bin Jalaluddin Ahmad bin Abdullah al-Minangkabawi al-Azhari.

Ia merupakan satu di antara banyak ulama dari tanah minang yang akhirnya menorehkan sejarah ilmu keislaman di kawasan Nusantara. Lahir di Cangking, Agam, Sumatera Barat pada Selasa, 4 Ramadan 1286 H atau 8 Desember 1869 M -sebagian catatan lain ia lahir pada 7 November 1869.

Syekh Tahir merupakan satu dari banyak ulama Nusantara yang masuk dalam golongan yang menggaungkan gerakan Islam modern dan pencerahan.

Di kala muncul pertentangan antara Kaum Tua yang dikenal sangat konservatif menjaga tradisi, Syekh Tahir terkenal sebagai pelopor Kaum Muda yang mengusung pembaharu. Ia hadir di zaman pergerakan yang berjuang membawa perubahan dan meniupkan aspirasi Islam yang kental.

Sejak kecil Tahir memang telah diajarkan untuk mencintai ilmu dan disiplin dalam menuntut ilmu. Inilah yang kemudian membawanya pada 1879, di usia yang masih sangat muda 10 tahun berhijrah ke tanah Haram di Makkah Al Mukarramah untuk menuntut ilmu agama.

Kepergiannya untuk menyusul sepupunya, Syeikh Ahmad Khatib bin Abdul Lathif yang lebih dahulu menuntut ilmu di sana. Kelak sang sepupu ini menjadi guru dan sumber pencarian ilmu agama  serta menjadi salah satu ulama Nusantara yang sangat terkenal.

Bergelar Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, menjadi Imam dan Khatib Masjidil Haram sekaligus Mufti Mazhab Syafi'i pada akhir abad ke-19.

Di Makkah, Tahir kemudian mengaji Alquran kepada Syeikh Abdul Haq di madrasah Asy-Syaikh Rahmatullah serta belajar kitab kepada Syeikh Umar Syatha, Syeikh Muhammad al-Khaiyath dan sepupunya sendiri Syeikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi. Ia belajar selama kurang lebih 12 tahun di Mekkah.

Ia juga berguru kepada Syeikh Ahmad al-Fathani dalam ilmu falak, yang kemudian menginspirasinya untuk menimba ilmu di Al-Azhar Mesir di usia 28 tahun. Syekh Tahir merupakan satu diantara pemuda asal melayu era awal yang belajar di Al-Azhar.

Ia dikirim dan direkomendasikan langsung oleh Syeikh Ahmad al-Fathani. Di Al Azhar inilah Syekh Tahir mendalami ilmu falak dan astronomi selama tiga tahun hingga usianya 30 tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement