REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keberadaan Masjid At Taubah Pasar Kosambi sangat dirasakan tak hanya oleh para pedagang setempat. Masyarakat di sekitar pasar tersebut kerap memanfaatkan fasilitas masjid yang dibangun ulang pada tahun 2002 untuk kegiatan ibadah mereka.
Berbaurnya warga pasar dan masyarakat sekitar di masjid tersebut sudah berlangsung jauh sebelum tempat ini ibadah ini direnovasi dan kemudian diresmikan penggunannya oleh Wali Kota Bandung, Aa Tarmana pada 20 September 2002.
Sebelum direnovasi, masjid ini berada di lantai dasar komplek Pasar Kosambi. Ketika dilakukan renovasi, masjid tersebut ikut dibongkar. Awalnya, pihak developer pasar tak akan membangun masjid di lokasi tersebut. Namun rencana tersebut ditentang oleh para pedagang dan masyarakat sekitar. Mereka tetap menuntut developer membangun fasilitas masjid dI komplek pasar tersebut.
‘’Enam bulan saya rebut dengan developer menuntut dibangun kembali masjid tersebut,’’kata Ketua DKM A Taubah, H Kusnadi (73 tahun) kepada ROL.
Dengan nada bicara yang tegas dan ceplas-ceplos, tokoh pedagang yang masih terlihat sehat dan bugar ini menceritakan kembali pembangunan masjid tersebut. Setelah melalui perjuangan yang panjang, akhirnya disepakati masjid tersebut dibangun di lantai dua dengan ukuran 10 x 17 meter persegi.
Dalam proses pembangunan, lantai masjid tersebut tadinya akan menggunakan keramik. Namun pihak DKM, khususnya H Kusnadi, menolak penggunaan keramik untuk lantai masjid tersebut. ‘’Kami memutuskan lantai masjid menggunakan kayu agar terlihat bersih dan indah,’’katanya.
Setelah selesai dibangun, masjid tersebut kemudian diresmikan. Sejak berdiri hingga saat ini, masjid tersebut menjadi tempat ibadah utama bagi warga pasar dan masyarakat sekitar.