Rabu 19 Aug 2015 17:13 WIB

Keunikan Nahdliyin Menurut Profesor Jepang

Rep: c30/ Red: Indah Wulandari
Chiba University, Jepang, Profesor Emeritus Mitsuo Nakamura
Foto: fukuoka-prize.org
Chiba University, Jepang, Profesor Emeritus Mitsuo Nakamura

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Warga Nahdliyin dinilai sebagai sebuah komunitas akar rumput yang unik.

 

“Saya  masuk di sidang Muktamar NU (Nahdlatul Ulama), yang nampak itu asap, sarung, dan sandal,” ujar Profesor Universitas Chiba Jepang Mitsuo Nakamura dalam acara diskusi di Universitas Al-Azhar Jakarta, Selasa (18/8).

 

Profesor berusia 82 tahun ini mengaku, ada yang unik dalam Muktamar NU di Jombang pada 1-5 Agustus lalu. Ia menemukan bahwa NU yang sangat dekat dengan ketradisionalan masyarakatnya, sekaligus menemukan unsur teknologi modern di dalamnya.

 

“Walaupun pakaian begitu, ada yang membaca kitab kuning melalui komputer, ini mengesankan,” ujar Nakamura.

 

Sedangkan saat menghadiri Muktamar Muhammadiyah, dia tidak menemukan sarung seperti yang dipakai oleh kaum Nahdliyin beserta asap rokok. Ia hanya menemukan orang-orang yang menggunakan dasi, batik, celana, dan sepatu.

 

Dalam pandangan Nakamura, perbedaan yang nampak dari gaya hidup tadi terbentuk karena sejarah  tradisi, dan lingkungannya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement