Rabu 19 Aug 2015 17:13 WIB

Kekerasan dan Radikalisme Musuh Bersama Umat Beragama

Mencegah Paham Radikal.  (ilustrasi)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Mencegah Paham Radikal. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dosen Fakultas Firasat Islamiyah UIN Syarief Hidayatullah Jakarta Sahabuddin mengatakan, budaya kekerasan seharusnya bisa diminimalisasi dengan meningkatkan toleransi dan juga kembali ke jalan Islam yang benar, yaitu Islam Rahmatan Lil Alamin.

"Ini menjadi tantangan bangsa Indonesia setelah memasuki usia 70 tahun. Kita semua harus bisa melakukan introspeksi diri dengan bermuhasabah dan menjalin toleransi yang lebih erat lagi," kata dia.

Ia mengatakan, semua pihak harus terlibat dalam pencegahan budaya kekerasan dan radikalisme, karena persoalan itu tidak bisa diselesaikan hanya melalui pendekatan hukum dan keamanan.

"Terlepas dari simbol agama apa pun yang mereka gunakan, kekerasan dan radikalisme merupakan musuh bersama umat beragama," kata dia.

Ia mengatakan, agama adalah sumber kebaikan dan kedamaian. Karena itu, budaya kekerasan, apalagi terorisme, tidak memiliki akar di dalam semua agama.

"Semua aksi teror pada dasarnya bukan tindakan keagamaan, terutama bagi agama Islam yang sangat keras dalam mengecam budaya kekerasan dan terorisme. Itu semua ada dalam Al Quran," kata alumnus Universitas Al Azhar Mesir itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement