Kamis 13 Aug 2015 09:19 WIB

'Perbedaan Ditoleransi, Penyimpangan Diamputasi'

Rep: c 27/ Red: Indah Wulandari
Rais Aam Nahdatul Ulama Ma'ruf Amin memberikan Tausiah singkat saat Halal bi Halal yang dilaksanakan di Menara 165, Jakarta Selatan, Rabu (12/8).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Rais Aam Nahdatul Ulama Ma'ruf Amin memberikan Tausiah singkat saat Halal bi Halal yang dilaksanakan di Menara 165, Jakarta Selatan, Rabu (12/8).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin mengajak umat Islam agar menghargai perbedaan. Sehingga tidak boleh ada rasa egois antarindividu dan kelompok.

"Perbedaan itu harus ditoleransi," ujar Kiai Ma’ruf saat acara Halal Bi Halal bertajuk Sinergi Tokoh, Sinergi Umat di Menara 165, Jakarta, Rabu (12/8).

Rais ‘Aam Nahdlatul Ulama ini menjelaskan bahwa mementingkan rasa ego individu atau kelompok seperti mengafirkan orang lain hanya akan menimbulkan kefanatikan dalam diri. Hal ini justru akan membuat suasana kebersamaan mudah hancur.

"Yang ditoleransi itu perbedaan, bukan penyimpangan. Perbedaan ditoleransi, penyimpangan diamputasi," katanya.

Menurutnya, perbedaan perilaku di wilayahnya masing-masing harus dihargai. Seperti ketika seorang Muslim melakukan shalat dengan lurus saja atau menggerakkan beberapa anggota tubuhnya. Sedangkan bentuk penyimpangan, lebih kepada ritual aliran-aliran sesat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement