REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Sejarah mencatat pasangan Kiai Ahmad Dahlan selaku pendiri Muhammadiyah dan istrinya, Nyai Walidah sebagai pendiri Aisyiyah telah memberikan kontribusi besar bagi rakyat Indonesia. Kontribusi ini diharapkan terulang dari pasangan Haedar Nashir dan Siti Noordjannah Djohantini.
Keduanya, secara resmi memimpin MUhammadiyah dan Aisyiyah. Sebelumnya, Haedar Nashir terpilih menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2015-2020. Tak lama, Siti Noordjannah kembali terpilih menjadi ketua umum Aisyiyah periode 2015-2020.
Anggota Humas Muktamar Aisyiyah, Hajar N R mengatakan bahwa Noordjannah kembali terpilih setelah 13 formatur yang terpilih melakukan konsolidasi. "Iya, bu Nur kembali terpilih. ini jadi periode kedua beliau," singkat Hajar, Kamis (6/8) malam.
Berikut profil keduanya:
Profil Haedar.
Haedar Nashir. Lahir di Bandung 25 Februari 1958. Besar di Bandung dan Tasikmalya, Haedar menyebrang ke Yogyakarta untuk berkuliah di STPMD Yogyakarta. Setelah menamatkan gelar S1, Haedar kembali mengambil kuliah untuk menyelesaikan gelar S2 dam S3 di Fisipol UGM pada bidang Sosiologi.
Dunia perkuliahan telah menjadi nafas seorang Haedar. Dia banyak menghabiskan dan bekerja sebagai Dosen Fisipol Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Menjadi anggota Muhammadiyah sejak tahun 1883 dengan nomor anggota Penulis buku "Muhammadiyah Gerakan Pembaruan" (2010) ini pernah menjadi Ketua PP Ikatan Pelajar Muhammadiyah periode 1983-1986. Suami dari Ketua PP Aisyiyah Siti Noordjannah ini juga sempat menduduki Ketua Dep. Kader PP Muhammadiyah periode 1985-1990.
Profil Siti Noordjannah
Siti Noordjannah lahir di Yogyakarta 15 Agustus 1958, saat ini pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Lulusan Magister Manajemen Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta ini adalah aktivis perempuan.
Dia aktif sebagai Pimpinan Pusat Aisyiyah periode 2010-2015, dan Ketua Lembaga Pengkajian dan Pengembangan PP Aisyiyah. Pengalamannya dalam pemilihan umum adalah dengan menjadi koordinator Program Pendidikan Politik bagi Perempuan dalam Pemilu 1999 yang diselenggarakan oleh Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah bekerja sama dengan TAF untuk 8 wilayah di Indonesia.