Kamis 06 Aug 2015 21:43 WIB

Potensi Ponpes Jadikan Indonesia Pusat Studi Islam Dunia

Rep: Maniarti/ Red: Agung Sasongko
Pondok Pesantren
Foto: Antara
Pondok Pesantren

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pondok pesantren memiliki kontribusi terhadap pembinaan nilai-nilai Islam di Indonesia. Karena itu, pondok pesantren mampu memainkan peran signifikan dalam menciptakan tatanan sosial kemasyarakatn yang damai, toleran, dan menjunjung tinggi nila-nilai kemanusiaan.

Dirjen Pendidikan Islam kementerian Agama, Kamaruddin Amin mengatakan, melalui jaringan intelektual yang dikembangkan alumni pondok pesantren yang kemudian berperan pada sejumlah lembaga pendidikan Islam seperti madrasah diniyah yang tersebar di lingkungan masyarakat.

"Maka pondok pesantren mampu mengambil peran untuk menjadikan Indonesia sebagai studi Islam dunia," ujar Kamaruddin Amin dalam sambutannya di acara pelepasan 100 tahfizh le Turki di kantor Kementrian Agama Jakarta, Kamis (6/8).

Ia menjelaskan, dalam konteks global harapan masyarakat dunia terhadap pendidikan Islam berada di pundak Indonesia. Ini dikarenakan, gejolak sosial politik yang terjadi di kawasan timur tengah  mengakibatkan pusat keislaman menjadi redup.

Untuk itu, lembaga kelembagaan pendidikan Islam memiliki peran dalam mewudujkan hal tersebut. Salah satunya pondok pesantren.

Menurutnya, setiap tahun jumlah pondok pesantren di Indonesia terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data, tahun 2013 ponpes berjumlah 27230 dan 2014 menjadi 29535. Peningkatan jumlah pondok pesantren ini menunjukan keseriusan semua pihak untuk mencetak anak didik yang memiliki bekal pendidikan keagaman yang tinggi dan mampu menjadi kader ulama.

Untuk itu, dalam rangka menyongsong pendidikan Islam Idnonesai menajdi pendidikan Islam dunia, kementerian agama menetapkan program beasiswa 10 ribu hafizh dan hafizah Alquran pada pondok pesantren yang tersebar di seluruh Indonesia.

Selain itu, kementerian Agama juga memberikan beasiswa kepada 100 tahfidz untuk belajar ilmu agama Islam di Turki. Program beasiswa ini merupakan kerjasama antara pemerintah Indonesia dengan united Islamic Cultural Centre of Indonesia (UICCI). Para tahfidz Quran ini akan belajar ilmu agama di Turki dalam kurun waktu tiga tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement