Senin 06 Jul 2015 07:19 WIB

Inventarisasi Gerakan Keagamaan Islam di Indonesia

Sejumlah pengunjung memilih buku agama di toko buku Wali Songo, Jakarta, Senin (29/6).  (Republika/Prayogi)

Hasil penelitian Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta di tahun 2010 menunjukkan bahwa salah satu tren buku-buku keislaman hingga tahun 2009 adalah buku-buku tuntunan dakwah dan haraki (gerakan) dengan mengangkat karya-karya tokoh-tokoh gerakan Islam di Timur Tengah.  Tentu saja hal ini menjadi sangat penting untuk menelusuri dan memetakan karya-karya tersebut untuk melihat tren baru buku-buku paham dan gerakan keagamaan Islam pasca 2009.

Hal yang menarik untuk dicermati juga adalah hasil penelitian Sarwono   yang menemukan bahwa salah satu pelaku teror bom, Imam Samudera, senang membaca buku-buku mengenai pergerakan Islam, sejarah, dan para pemimpinnya seperti Sayyid Qutb, Hasan al-Bana, Malcolm X, tentang Darul Islam, dan lain-lain. Tentu saja ini bukan mengandaikan klaim  bahwa buku-buku tersebut secara langsung memengaruhi aksi-aksi kekerasan atas dasar agama.

Apalagi merekomendasikan bahwa buku-buku tersebut dilarang untuk dibaca yang tentu saja hasilnya kontraproduktif, tetapi paling tidak hasil penelitian ini bisa dijadikan evaluasi bagi strategi peningkatan kualitas pemahamaan keagamaan melalui bahan bacaan tandingan bagi buku-buku yang membawa paham keagamaan sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas. Karenanya, informasi mengenai peta persebaran literatur paham keagamaan Islam menjadi syarat penting bagi pengembangan paham keagamaan yang sesuai dengan jatidiri bangsa Indonesia.

Terkait dengan pengembangan paham keagamaan yang sesuai dengan jatidiri bangsa Indonesia, hal ini sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2010 – 2014, yang kemudian dikembangkan dalam arah kebijakan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Agama tahun 2010 – 2014, yakni di antaranya adalah peningkatan wawasan keagamaan masyarakat untuk mengurangi berbagai aliran sempalan dan tindakan kekerasan yang mengatasnamakan agama, dan peningkatan ketahanan umat beragama terhadap ekeses negatif ideologi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa.

Penelitian yang dilakukan oleh tim Penelitian dan Pengembangan Kementrian Agama ini bertujuan untuk menjadi tahap awal dan titik tolak untuk melanjutkan agenda riset lanjutan untuk mengkaji lebih detail tentang penyebaran paham dan gerakan Islam dengan metodologi yang berkualitas, baik yang terkait dengna gerakan Islam yang keras, transnasional, dan mengancam keutuhan NKRI.

Hasil penelitian ini perlu disempurnakan dengan mempertajam indikator atau ciri-ciri dari kategori yang dibuat. Untuk tindak lanjutnya perlu dibuat peta persebaran buku-buku paham dan gerakan Islam berdasarkan inventarisasi ini yang mengacu pada indikator yang sesuai. Perlu juga dilakukan penelitian peta lektur keagamaan kontemporer pada kelompok-kelompok keagamaan di perguruan tinggi.

Terhadap adanya persebaran buku-buku penelitian ini merekomendasikan:

1.    Pentingnya program penguatan/pengarusutamaan (mainstreaming) pemahaman keagamaan Islam yang moderat, yang sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia melalui penerbitan karya-karya tulis di bidang keagamaan Islam baik secara populer maupun akademik. Hal ini dapat dilakukan melalui instansi-instansi yang berada di lingkungan Kementerian Agama, seperti Direktorat Bimbingan Islam melalui pengauatan peran para penyuluh agama di tingkat akar rumput. Juga bisa dilakukan melalui Direktorat Pendidikan Islam melalui program yang sama.

2.    Kementerian Agama perlu melakukan sinergi dengan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia karena dari beberapa informasi yang didapat buku-buku keagamaan Islam yang menjadi koleksinya adalah buku-buku gerakan Islam keras/fundamenta/revivalis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement