REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan ada tiga tantangan cukup besar yang harus dihadapi 806 petugas haji yang akan diberangkatkan tahun ini untuk membantu 168.800 jemaah dari Indonesia.
"Sebagai petugas haji, kita memiliki tiga realitas tantangan," kata Menag yang pernah menjadi petugas haji pada tahun 1991 pada pembukaan pembekalan petugas haji 2015 di Jakarta.
Di hadapan 806 calon petugas haji itu, ia mengatakan jumlah jemaah haji Indonesia adalah yang terbesar di dunia dan memiliki kemajemukan yang besar. Hal itu menjadi tantangan pertama petugas dalam melayani jemaah Indonesia yang berasal dari beragam suku, bahasa, kebiasaan, dan tata nilai.
"Tidak sedikit jemaah haji yg menjalani kehidupan kontemporer, puluhan kali ke luar negeri. Tapi jauh lebih besar yang keluar kabupaten mereka saja tidak pernah," kata Menag.
Tantangan kedua, lanjut dia, pelayanan haji dilakukan di negara lain yaitu Saudi Arabia yang memiliki peraturan dan kebiasaan, maupun bahasa serta tata nilai yang berbeda. "Di negara sendiri saja susah, apalagi di negara orang, yang peraturan, kebiasaan, tradisi, tata nilai, bahkan cuaca yang berbeda," katanya.
Kemudian tantangan ketiga, lanjut Menag, harapan publik yang luar biasa terhadap peningkatan kualitas pelayanan haji. Oleh karena itulah, kata dia, dilakukan pembekalan petugas haji agar terlatih sehingga mampu mengatasi tantangan tersebut.
"Petugas haji adalah garda terdepan dalam pencapaian peningkatan kualitas pelayanan haji," kata Menag.