Sabtu 30 May 2015 13:00 WIB

MUI: Konflik Rohingya Masalah Keagamaan yang Jadi Bencana Kemanusiaan

Rep: C94/ Red: Indah Wulandari
Puluhan imigran etnis Rohingya, Myanmar dan Banglades berdoa usai melaksanakan shalat berjamaah di lokasi penampungan Imigrasi kelas I khusus Medan, Sumatera Utara, Jumat (29/5).
Foto: Antara/Irsan Mulyadi
Puluhan imigran etnis Rohingya, Myanmar dan Banglades berdoa usai melaksanakan shalat berjamaah di lokasi penampungan Imigrasi kelas I khusus Medan, Sumatera Utara, Jumat (29/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendorong forum lintas agama di negara wilayah Asia Tenggara meningkatkan peranannya untuk membantu pengungsi Rohingya.

"Konflik Rohingya adalah masalah paham keagamaan yang menjadi bencana kemanusiaan,"kata Ketua Bidang Dakwah MUI Cholil Nafis, Sabtu (30/5).

Cholil menegaskan, konflik Rohingya Myanmar sudah sepatutnya menjadi tanggung jawab umat beragama. Lantaran diperlukan pendekatan keagamaan pula untuk menciptakan perdamaian.

Dia menerangkan bahwa langkah terbaik yang perlu dilakukan oleh organisasi lintas agama adalah mengantisipasi timbulnya paham yang tidak mengacuhkan pemeluk agama lain.  Indonesia pun, ujarnya, berperan besar sebagai bangsa panutan kedamaian antara umat beragama.

"Itu dapat mendorong PBB agar terlibat dalam perdamaian untuk menyadarkan negara seperti di Myanmar,"katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement