Rabu 20 May 2015 03:26 WIB
Kontroversi Nada Alquran

Menag: Tilawah Langgam Jawa Bukan Hal Baru

Rep: c83/ Red: Agung Sasongko
Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Syaifuddin
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Syaifuddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, kementerian agama dapat memahami pandangan beragam yang terjadi di masyarakat terkait tilawah Alquran menggunakan langgam Jawa. Ia menjelaskan, tilawah menggunakan langgam jawa bukanlah hal yang baru.

Pada bulan Maret lalu, Kemenag telah memunculkan tilawah Quran menggunakan langgam jawa dalam acara penutupan musabaqah tilawatil Quran di Istana Wakil Presiden menggunakan qari yang sama yakni Yaser Arafat.

"Kami bisa mengerti jika muncul pandangan yang beragam terkait tilawah Alquran dengan langgam Jawa. Karena ini sesuatu yang baru. Meskipun sebenarnya bukan baru pertama kali. Kita sudah lakukan pertama di Istana wapres, kedua pada peringatan Isra Mi'raj," ujar Lukman saat ditemui usai membuka rakernas di Hotel Mercure ancol, Selasa malam (19/5).

Ia menjelaskan, acara penutupan musabaqah Asia Pasifik di Istana wapres beberapa waktu lalu, dihadiri oleh juri berskala internasional. Walaupun para juri merasa hal tersebut merupakan hal yang baru. Namun tidak ada diantara mereka yang menyalahkan bahkan mengharamkan tilawah quran menggunakan langgam jawa tersebut

"Kami tidak mendengar mereka mengatakan itu (menyalahkan dan mengharamkan)," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement