Ahad 17 May 2015 09:33 WIB

Kuasai Iptek dan Ekonomi Atau Umat Islam Jadi Mangsa

Zamir Iqbal (tengah),  Zaafri Ananto Husodo (kiri), dan Rahmatina Kasri menjadi nara sumber dalam Seminar Forum Riset Ekonomi dan Keuangan Syariah 2015 di Balai Sidang UI, Depok, Jabar, Selasa (28/4). (Republika/ Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Zamir Iqbal (tengah), Zaafri Ananto Husodo (kiri), dan Rahmatina Kasri menjadi nara sumber dalam Seminar Forum Riset Ekonomi dan Keuangan Syariah 2015 di Balai Sidang UI, Depok, Jabar, Selasa (28/4). (Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) HM Din Syamsuddin mengatakan umat Islam harus menguasai ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) untuk meningkatkan kesejahteraan.

"Apabila itu tak mampu dikuasai, umat Islam akan menjadi mangsa bagi orang-orang yang menguasai ekonomi dan ilmu pengetahuan," kata Din Syamsuddin dalam peringatan Israk Mikraj Nabi Muhammad SAW tahun 1436 Hijriah yang digelar Pemkot Medan di Lapangan Merdeka Medan, Sumut, Sabtu Malam.

Ia juga meminta umat Islam mengembangkan "hablum minallah" (hubungan dengan Allah) dan "hablum minnas" (hubungan dengan manusia) yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Jika hablum minallah dan hablum minas dapat dikembangkan, Din Syamsuddin optimistis keinginan Wali Kota Medan Drs H T Dzulmi Eldin S MSi untuk menjadikan Medan sebagai kota religius, nyaman, peduli, berdaya saing dan sejahtera, akan terwujud.

Di samping itu, ibukota Provinsi Sumatera Utara itu juga akan menjadi kota ilmu pengetahuan, pusat ibadah dan kota berakhlak.

"Apa yang saya sampaikan ini bukan pendapat pribadi melainkan apa yang terkandung dalam Al Quran. Sebaliknya jika umat Islam tidak mampu mengembangkan hablum minallah dan hablum minas, maka keinginan itu tidak dapat diwujudkan," katanya.

Selanjutnya ia juga mengajak seluruh jemaah yang hadir untuk menegakkan shalat, sebab shalat merupakan oleh-oleh utama yang dibawa Nabi Besar Muhammad SAW ketika menjalani Israk Mikraj.

"Barang siapa yang menegakkan shalat, berarti mereka menegakkan agamanya. Sebaliknya jika mereka meninggalkan shalat, berarti mereka menghancurkan agamanya," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement