REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Di usianya yang ke 83 tahun, Pemuda Muhammadiyah menghadapi tantangan yang lebih berat untuk menyelesaikan persoalan bangas. Tak hanya fokus pada pendidikan, agenda periode kepemimpinan Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak ialah bagaimana caranya agar Pemuda Muhammadiyah bisa berjamaah melawan korupsi.
Hal itu disampaikan Dahnil dalam Refleksi Milad Pemuda Muhammadiyah ke-83 Tahun. Menjelang puncak acara tanggal 30 Mei mendatang panitia mengundang para ketua umum PP Pemuda MUhammadiyah dari masa ke masa ke Kantor Pusat Dakwah Muhammadiyah. Mantan ketua umum PP Pemuda Muhammadiyah yang hadir di antaranya Din Syamsuddin yang juga Ketua Umum PP Muhammadiyah, Hajriyanto Y Thohari, Abdul Muti, Izzul Muslimin, dan mantan sekretaris jenderal PP Pemuda Muhammadiyah Ali Taher Parasong.
Dahnil Anzar mengatakan permasalah bangsa yang selama ini terjadi seperti korupsi menjadi perhatian khusus Pemuda Muhammadiyah tahun 2015 ini.
"Kalau Muhammadiyah punya jihad konstitusi, maka Pemuda Muhammadiyah punya jihad melawah korupsi atau berjamaah melawan korupsi," katanya, Senin (11/5) malam.
Jadi, kata dia, berjamaah melawan korupsi ini sebagai aksi ketiga dari program atau gerakan sebelumnya yaitu jihad mempertahankan konstitusi. "Jihad konstitusi harus dilanjutkan dengan gerakan berjamaah lawan korupsi atau jihad lawan korupsi," katanya.
Saat ini, lanjut Dahnil, yang ingin terus didorong dan dikembangkan oleh Pemuda Muhammadiyah adalah Madrasah Anti Korupsi. "Alhamdulilah bulan ini (Madrasah Anti Korupsi) sudah berjalan di Tangerang dan satu Madrasah Anti Korupsi Insya Allah di Gersik kita akan buat Madrasah Anti Korupsi," katanya.
Dahnil mengatakan, Pemuda Muhammadiyah menargetkan membuat Madrasah Anti Korupsi ini ada di 20 kota di seluruh Indonesia. "Mudah teman-teman yang hadir saat ini bisa terlibat dalam kegiatan ini dan internal wilayah akan kita dorong," katanya.
Ketua Panitia Milad ke-83 PP Pemuda Muhammadiyah Edi Agus Yanto mengatakan Pemuda Muhammadiyah selalu siap dan membuka diri untuk bekerjasama dengan pihak manapun dalam memberikan kontribusi bagi bangsa dan negara. Pemuda Muhammadiyah, kata dia, mensyukuri atas prestasi dan capaian yang diperoleh selama 83 tahun terakhir.
Edi yang juga Ketua Bidang Buruh Tani dan Nelayan PP Pemuda Muhammadiyah ini menambahkan sejak perjuangan kemerdekaan, Pemuda Muhammadiyah selalu tampil sebagai pelopor dalam membela kepentingan bangsa dan negara. Di usia ke-83, kata Edi, Pemuda Muhammadiyah harus fokus hadir sebagai solusi bagi permasalahan umat dan bangsa, seperti masalah kemiskinan, dan pengangguran. “Karena apabila kita merujuk visi awal Kiai Dahlan, justru peran sosial kemasyarakatan yang solutif lebih banyak dikerjakan oleh Pemuda Muhammadiyah,” katanya.