Selasa 05 May 2015 12:27 WIB

‘Nabi Muhammad SAW tak Bisa Divisualisasikan Abstrak’

Rep: c93/ Red: Indah Wulandari
Kaligrafi Nama Nabi Muhammad (ilustrasi)
Foto: smileyandwest.ning.com
Kaligrafi Nama Nabi Muhammad (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lomba menggambar Nabi Muhammad di Dallas, Texas, Amerika Serikat, Ahad (3/5) lalu menuai kritikan dari legislator Tanah Air.

“Biar bagaimanapun Nabi Muhammad SAW itu tidak bisa divisualisasikan secara abstrak. Nabi kan merupakan sesempurnanya manusia,” kata anggota DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, Siti Mukaromah, Selasa (5/5).

Umat Islam, imbuhnya, menggambarkan Nabi Muhammad SAW sebagai cahaya karena kemuliaannya. Menurutnya, itu menandakan bahwa Beliau  tidak bisa digambarkan sebagai wujud manusia ataupun mahluk lainnya.

Ia pun turut menyesali peristiwa yang berulangkali terjadi ini. Seharusnya, jelas Mukaromah, mereka belajar dari sebuah pengalaman.

 

“Islam juga kan nggak pernah mengadakan lomba melukis siapa saja yang diagungkan oleh agama lain,” tambah dia.

 

Lomba menggambar kartun Nabi Muhammad SAW diselenggarakan oleh American Freedom Defense Initiative, sebuah organisasi yang secara aktif terus menyebarkan kebencian terhadap Muslim di Amerika Serikat.

Acara tersebut dihadiri oleh politikus ternama Belanda, Geert Wilders yang selama ini dikenal sebagai tokoh anti-Muslim.

 

Presiden lembaga tersebut Pamela Geller, mengatakan kegiatan yang diadakannya bertujuan kebebasan berpendapat sebagai respons dari kekerasan ketika menggambar Nabi Muhammad SAW di Charlie Hebdo. Gambar terbaik dari lomba tersebut diganjar hadiah sekitar Rp 130 juta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement