REPUBLIKA.CO.ID,MELBOURNE -- Aksi anti-Islam semakin marak di Australia. Kritikan pun dilayangkan oleh komunitas Muslim di Negeri Kanguru tersebut.
“Mereka menimbulkan kerusakan besar dalam persahabatan," kata Direktur Eksekutif Dewan Arab Australia Randa Kattan, akhir pekan lalu dilansir Alarabiya.
Seperti sepekan lalu, sekelompok orang berdemontrasi di jalan-jalan sejumlah kota Australia meneriakkan antisertifikasi halal, antihukum syariah, dan antiimigrasi Muslim. Bahkan demonstrasi tersebut menimbulkan kekerasan dan kericuhan di kota Melbourne dan Brisbane.
Ketika orang-orang kulit putih mulai berbicara seolah mereka kelompok superior, ujar Kattan, maka ini tidak bisa diterima lagi. Ia juga mengkritik Perdana Menteri Australia Tony Abbot yang diam saja menyaksikan demo anti-Islam yang sangat rasis tersebut.
Demo yang rasis tersebut menimbulkan kekerasan di Melbourne. Tiga pendemo ditangkap setelah terjadinya kekerasan.
Di tempat terpisah, Presiden Asosiasi Pelajar Arab Saudi di Melbourne Abdulrahman Al-Mosa mengatakan, orang-orang yang demo anti-Islam tersebut tidak mewakili seluruh warga Australia.
"Negara Australia merupakan negara yang aman dan kooperatif, orang-orangnya juga ramah," katanya.
Al-Mosa sendiri juga mendapat email dari Kedubes Arab Saudi untuk tidak mengenakan baju khas Arab supaya tidak mencolok. Namun, ia masih melihat banyak mahasiswi Arab yang tetap santai mengenakan jilbab saat kuliah dan mengendarai transportasi umum.