Selasa 14 Apr 2015 22:59 WIB

Ada Dampak Minimnya Pemberdayaan Ekonomi Muslim

Rep: c13/ Red: Agung Sasongko
Muslimah bekerja (ilustrasi).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Muslimah bekerja (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Badan Kontak Majlis Taklim, Tuty Alawiyah mengungkapkan, kehidupan ekonomi itu sangat penting untuk dikembangkan. Menurutnya, kekurangan dari segi ekonomi atau kemiskinan itu dekat sekali dengan kekufuran.

Oleh karena itu, banyak kalangan terutama perempuan yang terpaksa mengambil jalan yang tidak baik agar bisa terbebas dari keterpurukan kehidupan ekonominya. Agar bisa terbebas dari keterpurukan ekonomi, Tuty berharap agar sejumlah kalangan yang memiliki kelebihan dari aspek ekonomi bisa terbuka hatinya.

Menurutnya, kalangan tersebut perlu memberikan bantuannya, baik secara materil maupun program-program pemberdayaan ekonominya kepada masyarakat. Dengan begitu, lanjutnya, ini diharapkan bisa mengurangi kehidupan ekonomi umat yang kurang mencukupi.

Menurut Tuty, pemberdayaan ekonomi juga sebenarnya tidak hanya dibutuhkan oleh perempuan Muslimah saja. Menurutnya, banyak kalangan di Indonesia yang masih membutuhkan perhatian dari banyak pihak. Ia menegaskan, semua kondisi keterpurukan ekonomi di Indonesia terlihat jelas dari berbagai aspek.

Sebelumnya, Gerakan Perempuan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (GP ICMI) menilai sejumlah ormas Islam di Indonesia belum maksimal memberdayakan ekonomi perempuan. Menurutnya, pemberdayaan-pemberdayaan yang dilakukan ormas Islam masih perlu ditingkatkan dari berbagai aspek.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement