Rabu 08 Apr 2015 15:18 WIB

MUI: Masih Ada Dai yang Abaikan Etika Berdakwah

Rep: c24/ Red: Agung Sasongko
Dakwah
Foto: Dok. Republika
Dakwah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masalah etika berdakwah menjadi titik berat pelaksanaan Training of Trainer (TOT) dakwah yang diselenggarakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) 25-30 Mei di Jakarta. Ini karena, masih ada dai abaikan etika berdakwah.

Ketua Bidang Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cholil Nafis mengungkap, ada laporan dimana  masih ada pemuka agama yang berdakwah dengan cara menebar kebencian pada orang-orang yang tidak sealiran dalam pemikiran.

"Jadi etika itu kan kita bisa turunkan menjadi norma, untuk menilai sejauh mana kualifikasi baik saat dia menyampaikan dakwah," tegas Nafis, Rabu (8/4).

Menurutnya,  dakwah tidak hanya saja penguasaan materi, tapi lebih dari pada itu adalah penyampaian, lalu keteladanan. Seorang dai dituntut bisa memberi contoh uswatun hasanah di tengah-tengah masyarakat, tidak hanya menyeru saja.

Selain itu juga cara penyiarn ajaran agama dengan model ceramah atau dengan cara pengkajian atau dengan dakwah mulitimedia dan lain sebagainya harus beretika dan tidak menyebarkan hasutan yang dapat membuat umat bertikai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement